Ditambah, kemungkinan besar proyek jatuh ke mereka yang memiliki konektivitas ke penentu kebijakan. Misalnya, pengurus partai pemenang pemilu.
Ya apes dah nasib pengusaha mikro. Tak terkenal pula. Emang enak?
Sebuah mobil pickup membawa baja ringan bekas menepi. Pengemudinya menghampiri warung. Menunjuk telur dadar, rempeyek udang, tahu kuah santan, dan sambal.
Pemilik warung bertanya, apakah barang bawaannya dijual. Sopir yang sedang makan mengatakan, tidak.
Usai makan ia mengatakan, baja ringan bekas diperoleh dari langganannya. Rupa-rupanya ia sering disewa untuk angkut-angkut barang. Pelanggannya adalah pengrajin kitchen set.
Menurut pengakuannya, kerja sama telah terjalin lebih dari sepuluh tahun. Pelanggan akan memintanya untuk mengirim barang sudah jadi ke pemesan, atau mengambil bahan-bahan di toko material.
Selama itu tidak ada barang berkurang. Makanya pelanggan dengan senang hati memberikan baja ringan bekas kepadanya. Boleh ambil sesuka hati, tetapi ia membawa seperlunya.
Pria bertubuh kurus berwajah keras itu dalam bekerja menekankan agar:
- Jujur.
- Berlaku tekun.
- Meminta secara baik-baik, daripada diam-diam mengambil barang.
- Menjalankan amanah.
- Mengutamakan T.
Hah? T pengendali bisnis judol di Indonesia? Apa hubungannya dengan worklife dan dunia usaha?
T bukan "inisial T" sebagaimana disebut oleh Benny Rhamdani, tetapi kependekan kata. Huruf T dimaksud merupakan singkatan dari "Trust", artinya kepercayaan.
Ternyata sopir pickup yang baik hati itu menasihatkan kepercayaan. Kepercayaan adalah hal yang utama, baik di dunia kerja maupun usaha.