Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Inisial T dalam Obrolan di Warung Kopi

31 Juli 2024   08:05 Diperbarui: 31 Juli 2024   08:07 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala BP2MI Benny Rhamdani (KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah)

Berani tak? Semoga.

***

Ternyata obrolan tentang inisial T berkembang di warung kopi yang sekaligus menjual nasi rames.

Saya menikmati kopi seduh tidak diaduk sembari berbual-bual dengan pemilik warung. Berandai-andai jika mendapatkan proyek dari Prabowo-Gibran.

Kopi seduh tidak diaduk tinggal sedikit (dokumen pribadi)
Kopi seduh tidak diaduk tinggal sedikit (dokumen pribadi)

"Dengan Rp7.500, dapat makan apa?"

Setelah melihat langit terhalang dedaunan pohon jati emas, pemilik warung menjawab, "Bisa saja sih. Nasi, ayam goreng, orek tempe atau perkedel, tumis sayur, sambel."

"Bagus sekali," saya menanggapi.

"Tapi nasi kurang dari setengah porsi. Satu ekor ayam dipotong 20. Perkedel ukuran mini. Sayur beberapa gelintir. Sambel asal ada. Harga-harga sekarang, mana tahan!"

Matanya bercahaya, membayangkan memperoleh proyek pengadaan makan, eh sarapan, bergizi. Apalagi dapat pesanan 1.000 kotak.

Namun, kemudian redup mengingat adanya potongan-potongan di seputar proyek pemerintah, "Paling ke sini tinggal goceng!" (Goceng= lima ribu rupiah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun