Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bos Lebih Besar dari Bos Besar

8 Juli 2024   07:16 Diperbarui: 8 Juli 2024   08:06 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bos Besar oleh cottonbro studio dari pexels.com

Bos besar duduk di sudut. Geram tersamar temaram. Namun remang tidak lantas menyembunyikan mata menyala. Garang.

Baskoro menunduk, menyesali segala kekacauan akibat tidak berlaku cermat.

Ingatannya menyodorkan potongan cerita: dalam perjalanan pulang dari Paramon ia menelepon satu staf. Mengingatkannya agar besok sebelum pukul 8 pagi pemasukan dokumen lelang sudah beres.

Baca juga: Pemimpin Favorit

"Siap Pak! Sebelum azan subuh dokumen lengkap sudah diunggah."

"Pasti?"

"Biasanya jam segitu akses ke web masih longgar."

Perlahan Baskoro meniti Sabtu malam menuju dini hari. Setibanya di rumah, ia gosok gigi, cuci muka, berganti pakaian, lalu merebahkan diri.

Kopi esok pagi gagal mengusir kepak-kepak keletihan dari kepala. Usai menghabiskan nasi goreng Baskoro kembali ke kamar. Hari itu keadaannya tidak baik-baik saja.

Angka-angka pada almanak berputar cepat. Proyek-proyek terasa lambat selesai. Baskoro adu cepat dengan waktu.

Proyek di Paramon -- Parakan Muncang Kabupaten Sumedang -- sangat menyita energi. Ditambah pembangunan gudang konstruksi baja di Cariu Kabupaten Bogor. Belum lagi proyek kecil-kecil tersebar di Bojonggede dan Cibinong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun