Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bina Hubungan Profesional, Bukan Binasakan dengan Affair

5 Juli 2024   07:05 Diperbarui: 5 Juli 2024   08:33 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Menjalin hubungan romansa di kanto. (Freepik/jcomp)

Menggunakan relasi kuasa, atasan bisa saja memaksa atau merayu bawahannya untuk melakukan tindakan asusila.

Dalam situasi tertentu perbuatan tersebut tidaklah elok. Apalagi dilakukan oleh atasan yang telah berkeluarga kepada anak buahnya dengan imbalan janji-janji.

Hasyim Asy'ari dipecat sebagai ketua dan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menjatuhkan pemberhentian tetap kepada Hasyim. Ia terbukti melanggar etik dan pedoman perilaku penyelenggara pemilu, yaitu melakukan tindakan asusila kepada bawahannya.

Hasyim Asyari yang beristri dan memiliki tiga anak telah merayu, menjalin asmara, memberikan janji-janji manis, dan melakukan hubungan badan dengan CAT anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda.

Satu pejabat publik dipecat sebab melakukan tindakan tidak patut. Tindakan asusila pejabat publik terungkap berkat adanya laporan. Berapa banyak kasus serupa yang tidak terungkap?

Affair lantaran relasi kuasa tidak hanya terjadi pada lingkungan berpelat merah.

Saya mendengar atau mendapatkan cerita hubungan asmara tidak pantas di perusahaan swasta, dari yang sayup-sayup hingga terang-terangan.

Baca juga: Pemimpin Favorit

Terjadi affair antara atasan dan bawahan di kantor saya. Sampai dengan kerusuhan Mei 1998 saya bekerja di satu perusahaan di Jakarta Selatan.

Direktur utama yang sudah berkeluarga diam-diam menjalin hubungan asmara dengan sekretaris. Tidak diketahui, affair berdasarkan suka sama suka atau ada unsur pemaksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun