Saringan pembuangan air (floor drain) di kamar mandi depan riang gembira, usai saya menyiram (flush) jamban.
Pelat baja nirkarat mengilap (stainless steel) melompat-lompat, bagai melakukan tap dance pada keramik licin bernuansa biru.
Hah? Menari-nari? Tak mungkinlah!
Saya mengucek mata. Meraba dahi, untuk mengetahui apakah kabel halus di dalam tempurung kepala terputus.
Sekali lagi, tombol flush kecil ditekan, grojog... grojog.... Pelat baja menari-nari.
Pencet lagi tombol flush ukuran lebih besar yang biasanya untuk menyiram ampas pencernaan. Pelat baja tipis melompat.
Saluran menganga. Dari dalamnya air budal (Sunda: keluar) bersama partikel-partikel cokelat kekuningan.
Memang konstruksi saluran air kotor dan saluran jamban di rumah tersambung pada satu titik, lalu pipa besar bermuara di tempat penampungan limbah.
Meluapnya air siraman muncul bisa jadi ada sumbatan di saluran. Kemungkinan kedua, kolam penampungan limbah atau septic tank sudah penuh.
Perbaikan saluran berarti perlu menyedot, untuk mengeluarkan endapan dari "celengan" yang tampak terisi penuh.