Kemudahan dan kecepatan layanan yang tidak mungkin dipenuhi oleh bank umum. Bank keliling mengisi celah-celah tersebut.
Kata seseorang, "Ribet dan lama banget kalau pakai bank biasa!"
Jadi bangke menjadi "jalan keluar" logis bagi sebagian orang kecil yang membutuhkan layanan pinjaman.
Namun, wanita penjual gorengan di atas selama sekian tahun mampu meredam keinginan meminjam uang dari bangke.
Itu semua dilakukannya demi memenuhi tuntutan putranya agar ia tidak berutang lagi.
Menurut pengakuannya, ia pusing ketika masih punya utang.Â
Hidup tidak pernah tenang. Kepalanya diisi dengan hitungan-hitungan ruwet, bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari, belanja modal kerja, ditambah pembayaran setiap hari ke bangke.
Maka ia berjualan dari pagi hingga sore.
"Seolah mencari uang hanya untuk bangke," kata wanita yang sendiri belanja bahan, memasak, melayani pembeli, mengurus rumah tangga, dan seterusnya.
Namun setelah anaknya yang duduk di bangku kelas tiga SD menggugat tentang buruknya berutang ke bangke, wanita tersebut mulai melunasi pinjaman tanpa membuat utang baru.
Ia mesti mengencangkan ikat pinggang. Mau bersakit-sakit. Hidup prihatin.