Meskipun modalnya gede, untungnya tipis. Ia wajib ada sebagai penarik utama bagi pembeli.
Di ujung jalan, pada satu sudut berdiri bangunan mungil. Sebuah kios. Di dalamnya aneka merek rokok, minuman kemasan, kacang kupas goreng, camilan, kopi saset, sampo, detergen, dan barang lain yang biasanya mengisi kios kecil.
Seperti umumnya kios rokok, ia tak berizin, kecuali dari "penguasa" setempat.
Beberapa hari lalu saya mampir untuk memesan kopi seduh.
Saat itu saya melihat gelas bertutup, berisi tiga perempat kopi cokelat. Tiada orang lain lagi selain pemilik kios, saya, dan pengemudi ojol yang sedang menyeruput kopi di bangku sana.
"Kopi siapa, Bu?"
Pemilik kios mengisahkan, sebelumnya ada pria memesan kopi seduh dan sebungkus rokok putih.
Baru satu dua seruput, ia menitipkan kopi dan membawa rokok. Katanya, mau ke ATM yang letaknya kurang dari satu kilometer dari kios.
Lebih dari satu jam berikutnya, pria tersebut tidak kembali. Menghilang untuk selamanya.
"Sering kejadian, Mas."