Di atas selembar daun pisang melebur kebersamaan, kekerabatan, isyarat balas budi, dan perwujudan terima kasih.
Satu tangan memenggal pelepah, tangan lain memegang bagian helai agar tidak jatuh menghantam tanah.
Perlu daun pisang batu utuh sebagai alas meletakkan nasi, lauk-pauk, lalapan dan sayur matang tidak berkuah, serta sambal.
Beras boleh ditanak seperti biasa sebagai nasi putih. Atau dimasak dengan panci besi --disebut kastrol-- menjadi nasi liwet.
Ragam lauk-pauk bisa berganti tergantung keinginan. Umumnya terdiri dari: ikan goreng atau yang sudah diasinkan lalu digoreng, tempe, tahu, orek tempe.
Jika boleh disebut sebagai lauk, jengkol atau pete menjadi primadona.
Sedangkan sayur simpel saja. Lalap atau tumisan.
Versi lebih luks, teman nasi berupa ayam goreng, pepes ikan mas, hingga daging goreng alias empal. Dan tentu olahan sayur.
Acara makan di atas daun pisang bersama teman-teman merupakan acara khusus, diselenggarakan usai melakukan atau merayakan suatu keberhasilan atau kemenangan.
Tentu saja yang diundang dalam makan bersama adalah kerabat, sahabat, mereka yang terlibat dalam kerja bareng atau pencapaian, dan orang luar yang memiliki kontribusi penting kepada tim.