Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gurame Saus Mangga

11 Juni 2024   08:08 Diperbarui: 11 Juni 2024   08:46 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah misteri berkembang menjadi spekulasi liar, bergelombang menimbulkan badai sangkaan. Reda ketika tamu makan siang mulai datang.

Belum genap matahari memanjat ubun-ubun, sekumpulan staf wanita dan pria gaduh sembari mengerumuni piring-piring bekas makan yang licin bersih.

Manajer restoran menghampiri, "Ada apa ribut-ribut?"

"Satu tamu laki-laki menghabiskan hidangan."

"Bagus, bukan? Mestinya kalian senang. Para koki bangga, membuat sajian amatlah enak sehingga tamu memakannya tanpa sisa."

"Tapi Pak, ini.., ini aneh."

"Bagaimana... bagaimana, memang kenapa?"

"Tidak hanya menandaskan nasi, tempe mendoan, sayur tumis, ia melahap habis gurame dari kepala hingga ekor termasuk tulang-tulangnya. "

Baca juga: Kursi dari Langit

Jari seorang pelayan wanita mengarah ke troli berisi piring-piring bekas makan.

"Sudah cari sisa-sisanya di tempat sampah?"

Mereka menggeleng menyiratkan wajah-wajah penasaran.

Dan pada pagi menjelang siang, pegawai rumah makan heboh membahas kejanggalan tamu pertama pada hari itu.

"Jangan-jangan makhluk jelmaan? Ia muncul ketika belum ada pengunjung lain."

"Bisa juga orang sedang ngelmu, yang demikian lapar maka tulang pun ditelan."

Kemudian misteri berkembang menjadi spekulasi liar, bergelombang menimbulkan badai sangkaan. Reda ketika tamu makan siang mulai datang.

Gosip tiada habis dibahas saat senggang, istirahat, hingga menjelang pulang, bahkan pada hari-hari berikutnya.

***

Seorang laki-laki kurus berwajah tirus membuka gerbang pagar tidak digembok.

Ia menuju pintu. Merogoh kantong celana. Memasukkan dan memutar anak kunci. Mementangkan daun pintu.

Sesuatu bergerak cepat, menyergap. Sejenak laki-laki bermuka pucat menunduk, meraba dalam gelap, lalu mengucap.

Ia berjalan lebih ke dalam. Lebih ke dalam sambil mengambil kotak plastik dari tas selempang. Menumpahkan isinya ke wadah menggeletak di lantai kusam.

Sosok berbulu hitam menyambar. Lahap memamah sajian bawaan tuannya.

Laki-laki kurus berwajah tirus dan pucat mengelus-elus makhluk berbulu hitam, yang sedang menggeram sekalian menggeramus tulang gurame.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun