Betapa cerewet warga sebuah negara di sana. Terlalu cerewet.
Demikian cerewet bikin kuping raja memerah. Berdarah. Menitik ke lantai. Mengalir membasahi tanah luar istana..
Bagusnya, bukan terjadi di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan alam indah, seni budaya mengagumkan, dan penduduk ramah tamah penuh sopan santun tiada amarah.
Sementara umumnya warga negara di sana sangat cerewet. Mencereweti apa pun aturan, rencana peraturan, atau keputusan pemerintah pematah bahu rakyat.
Satu contoh. Tanpa memperhitungkan kesulitan ekonomi warga, secara sepihak dan semena-mena PRUP menerbitkan aturan kenaikan OBP.
Ah iya, bagi mereka yang belum pernah ke negara sana bisa jadi tidak mengerti apa itu PRUP dan OBP.
Baiklah.
Seorang raja memimpin negara di sana. Sebuah dinasti menguasai monarki di sana. Maka raja menempatkan anak, mantu, saudara kandung, keponakan dekat maupun jauh, paman, ipar, cucu, nenek, kakek, dan seterusnya di posisi kepala daerah hingga jabatan penting.
Untuk penggantinya kelak, sang raja mengorbitkan putra kesayangan. Pria muda yang mempelajari tugas-tugas kenegaraan dengan selalu mengekor jalan raja, tentu saja kecuali ke kamar mandi dan peraduan.
Sang raja sedang membangun dinasti politik. Secara tidak langsung dapat melanggengkan kekuasaan.