Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar "Mengakui Kesalahan" dari Pengalaman

8 Mei 2024   06:07 Diperbarui: 8 Mei 2024   07:13 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafis Mengakui Kesalahan diolah dengan Canva (dokumen pribadi)

Satu regu terdiri dari dua orang. Kelak diketahui, panitia memasangkan dua orang dengan karakter dan kondisi mirip. Saya yang berlatarbelakang bagian keuangan di perusahaan swasta dipasangkan dengan akuntan sebuah BUMN.

Cocok satu sama lain, mudah membuka obrolan, teliti, dan sama-sama berpikir analitis atau banyak pertimbangan sebelum melakukan sesuatu.

Begitu keluar dari gedung, kami membahas tempat akan dituju. Diskusi penuh perdebatan mencakup segala hal.

Setelah muter-muter, Balai Sidang Jakarta (JCC) menjadi tujuan. Satu alasan, di tempat itu sedang berlangsung pameran. Pasti banyak orang yang bisa dipilih untuk mingle (bergaul).

Tiba di lokasi, kami berdiskusi lagi: orang atau kelompok orang seperti apa yang akan ditemui. Kalau bisa cari yang tidak sedang sibuk, tidak enggan ditanya-tanya, tidak jutek, dan seterusnya.

Setelah lama memilih, akhirnya satu keluarga yang beristirahat sambil jajan es kami datangi. Berbincang menanyakan nama, tempat tinggal, tujuan datang ke JCC (sudah pasti mereka lihat pameran), dan lainnya.

Usai itu kami kembali ke gedung dengan hati senang telah menyelesaikan tugas. Mitra saya mengemudi. Saya mencatat hasil pembicaraan tadi.

Sampai di gedung pelatihan, tepat di depan pintu kelas seluruh panitia berdiri dengan muka ditekuk.

Instruktur bule dengan koper di sampingnya berkata ketus, bahwa ia akan kembali ke Amerika berhubung kami gagal memenuhi komitmen waktu.

Ternyata saya dan teman saya kembali ke tempat pelatihan setengah jam lebih lambat dari waktu ditentukan.

Peserta lain, semua partisipan lainnya memandang marah kepada kami. Saya merasa, tentunya orang-orang mengalami kerugian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun