Sebenarnya soal sepele, tapi membuatku sungguh-sungguh jengkel.
Ia punya kebiasaan tidak pernah bisa --mungkin lebih tepat dikatakan tidak mau-- melakukan sesuatu yang mestinya dengan mudah dapat ditunaikan.
Hal yang kelihatan tidak penting receh dan remeh temeh kayak remahan rengginang, kadang dapat mengundang penyakit, kejahatan, atau malahan kejadian berbahaya.
Sudah bosan aku kasih contoh dan mengingatkan, agar ia menutup apa pun benda pembatas tempat atau wadah agar isinya tidak dapat diintip.
Supaya tidak bisa dilalui oleh apa pun sekaligus dapat terjaga keamanannya. Banyak hal dimaksud maka sebuah tutup diciptakan serius demi mengatup, misalnya, botol.
Setelah mandi dan keramas, seringkali ia tidak merapatkan kembali penutup botol cairan shampo.
Atau, saat mengambil alat pengganti tangan ketika menyuapkan nasi dan temannya ke mulut, ia tidak menangkup lagi tempat sendok garpu tertutup plastik keras tembus pandang.
Setelah menghabiskan isi gelas, ia juga tidak mengerudungi silinder kaca tersebut dengan penutup yang tadinya ada.
Jangan tanya tentang ini: apabila melalui tempat keluar masuk rumah maka ia tidak sempat merapatkan balik daun pintu. Sebuah celah akan mengundang kucing masuk rumah, lalu menyambar ayam goreng di meja makan.
Paling apes, ada orang tidak bertanggung jawab leluasa mengintip. Kemudian mengendap-endap memasuki rumah. Sembunyi-sembunyi mengambil barang-barang berharga.