Pencapaian jabatan tinggi dan kekayaan tersebut merupakan hasil kecurangan-kecurangan, meliputi pembelian kedudukan, penyelewengan jabatan, hingga korupsi.
Ditangkap pun, Baskoro masih mampu membeli jeruji besi. Bebas dari kungkungan rompi oranye ia sedang kaya, dan dengan segala cara tetap melakukan kejahatan berdimensi ekonomi.
Tak mempan dengan hukum manusia, malaikat turun tangan. Memiskinkan Baskoro menjadi serendah-rendahnya manusia sampai-sampai pangkatnya lebih rendah daripada sandal jepit.
Mantan koruptor itu menghuni rumah kontrakan di lingkungan kumuh.
Beruntung ia masih menyimpan sepeda motor tua, satu-satunya barang dibeli dengan uang halal yang setia mengantarnya wara-wiri mencari penghidupan.
Keuangan Baskoro amatlah kemarau. Demikian kering maka motor tidak terpelihara sebagaimana mestinya.
"Yang penting ngglinding," kata Baskoro kepada tetangganya saat ia membetulkan rantai dan rem belakang.
Dengan peralatan seadanya, rantai kendur yang sudah habis setelannya dipotongnya satu engsel. Demikian pula dengan rem tromol pada roda belakang. Posisi tuas penarik kampas dipindah sedemikian rupa sehingga tampak normal.
Meskipun kurang pakem dan kampas menjerit kala pedal diinjak, dan sekalipun rantai berbunyi saat berkendara, Baskoro tidak membuka dompet lusuhnya demi membeli onderdil pengganti.
Matahari menyorot kepala Baskoro saat melaju dengan sepeda motor tuanya di jalan arteri. Tiba-tiba terdengar suara mak klothak di bagian roda.
Baskoro menghentikan kendaraan. Kaki kanan menarik batang penumpu motor. Melihat ke bawah: rantai sepeda motor putus! Bagian-bagian penghubung dan pengunci hilang entah di mana.