Dengan memenjara gelombang yang berusaha mendobrak dinding dada, aku mendekatinya. Memeluk dari belakang lalu melontarkan pertanyaan sama.
Tampak dungu, bebal, dan bingung, untuk kesekian kalinya aku mengajukan pertanyaan itu itu saja.
"Sayangku, cintaku. Rasanya aku masih ingin berlama-lama. Sampai kapan, ya???"
"Bukankah sudah berkali-kali kubilang, tanggal 17! Tanggal 17 esok lusa pesawat dari luar negeri itu mendarat membawa suamiku."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!