Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Work, Life, Ibadah Balance: Sebuah Refleksi

23 Maret 2024   06:08 Diperbarui: 23 Maret 2024   06:24 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegawai sedang bekerja di kantor, gambar oleh Malachi Witt dari Pixabay

Bahasan worklife balance umumnya menyoroti perlunya menciptakan lingkungan seimbang, antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Work-Life-Ibadah Balance, apa artinya?

Tiga dekade lalu saya bekerja di sebuah perusahaan. Manajemen memberikan pekerjaan yang membuat saya sibuk, sangat sibuk, demikian sibuk sehingga mengabaikan hakikat work-life balance (saat itu istilah ini belum dikenal).

Pada bulan Ramadan juga tetap sibuk. Bekerja hingga malam, sehingga saya sering tidak ikut salat tarawih berjamaah.

Tidak semua amalan di bulan Ramadan dipenuhi. Bolong-bolong tadarus Alquran. Tidak sempat ikut I'tikaf di Masjid.

Waktu itu, puasa selama Ramadan hanya mendapat lapar dan hausnya saja.

Kenapa bisa begitu? Panjang bila diceritakan.

Kekacauan menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan, dan ibadah di atas setidaknya menyangkut:

  • Buruknya pengelolaan waktu.
  • Jadwal kerja yang tidak fleksibel,.
  • Pihak manajemen yang kurang memerhatikan kebutuhan pegawai terhadap hubungan interpersonal (dengan keluarga, teman-teman).
  • Perusahaan kurang tanggap terhadap kebutuhan pribadi pegawai (hobi, pengembangan diri, dan lainnya).

Keadaan pekerjaan pada waktu itu bisa jadi sangat berbeda dengan sekarang. Generasi kini bisa bekerja secara hibrid.

Berikut saya sampaikan cara-cara ditempuh demi mencapai keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan kegiatan ibadah di bulan Ramadan. 

Uraian dibuat berkaca dari pengalaman tersebut di atas, sebagai berikut:

Diskusikan dengan pihak manajemen, menyangkut fleksibilitas kerja yang mengakomodir kebutuhan pegawai melaksanakan amalan-amalan selama Ramadan.

Membuat jadwal penyelesaian pekerjaan, pelaksanaan ibadah (wajib, sunnah, amalan-amalan) selama Ramadan, dan waktu berharga bersama keluarga.

Beri kesempatan bagi tubuh cukup istirahat, dalam rangka menjaga kesehatan fisik dan mental.

Mengelola stres. Mengembangkan cara-cara mengatasi tekanan yang mungkin timbul dari konflik antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi.

***

Cara-cara di atas diupayakan demi menciptakan keseimbangan sehat antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan ibadah selama bulan Ramadan. 

Demikian refleksi disampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun