Betapa tidak. Meskipun omzet kotor penjualan minim (Rp100.000 sampai Rp200.000 per hari), mereka mampu menyisihkan sebagiannya untuk sedekah. Memang tidak berupa uang. Berbentuk makanan yang merupakan barang jualan.
Umi tukang gado-gado, rujak buah, karedok, dan gorengan beberapa kali terlihat memberikan gado-gado secara cuma-cuma kepada seseorang. Pejalan kaki asing yang tampak lapar dan hanya bisa membeli gorengan.
"Ini untuk orang kesusahan yang lapar."
"Gak rugi, buk?"
"Rezeki mah dari mana aja.
Bu Yanti penjual nasi uduk, lontong bumbu, dan gorengan beberapa kali membungkus penganan. Lalu memberikannya kepada seseorang.
Katanya, "itu musafir yang boleh jadi belum makan."
Para pedagang kecil itu memberikan sedekah dalam bentuk makanan tanpa berharap apa-apa. Mereka merasakan kesusahan musafir dan pejalan kaki tak dikenal. Perasaan yang menggerakkan hati bersih untuk melakukan sedekah.
Semoga itu sedekah mereka mendapat rida dari Allha SWT.
Secara tidak langsung saya belajar tentang sedekah dari mereka, para pedagang kecil itu.