Lidah mencecap samar rempah. Berbeda rasa dengan soto bening yang pernah saya santap. Enak betul. Pas disantap ketika cuaca sedang adem-ademnya.
Sedikit tambahan sambal menaikkan selera. Takperlu lama, semangkuk Soto Banjar plus lontong tandas sampai titik kuah penghabisan.
Ingin tambah, harganya yang lumayan --Rp32.000 belum termasuk pajak-- menyurutkan niat.
Seger, gurih, ringan, bikin nagih. Betul-betul diterima lidah. Bumbunya apa ya?
Berselancar sejenak, saya menjumpai artikel kompas.com, "Resep Soto Banjar Asli Kuah Bening, Makanan Khas Kalimantan Selatan" yang menjelaskan bahan dan cara memasaknya.
Ternyata selain bawang merah, bawang putih, dan merica, ke dalam kaldu ayam kampung ditambahkan kapulaga, kayu manis, cengkeh, pala. Taklupa, daun bawang, seledri, daun salam, dan jahe.
Resep lengkap dan cara membuat dapat dilihat di sini.
Tidak mengherankan, tercecap rasa gurih. Berbeda bila dibandingkan soto bening yang sebelumnya pernah saya cicipi. Rempah dalam kuahnya menyegarkan badan.
Rasa-rasanya pas menikmati hangatnya semangkuk Soto Banjar, kala langit Kota Hujan sedang mendung.
Takperlu jauh-jauh ke Kalimantan Selatan. Di Kota Bogor pun bisa mendapatkan Soto Banjar, yang menurut lidah saya, enak sekaligus menghangatkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H