Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menikmati Hangatnya Soto Banjar Kala Mendung

12 Februari 2024   07:09 Diperbarui: 18 Februari 2024   11:01 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar situasi longsor di Kota Bogor dari akun Instagram @bimaaryasugiarto

Rumah makan Soto Banjar tampak jelas saat melintas. Rasa penasaran mengentak-entak jiwa, tetapi kecepatan berkendara menghalanginya.

Kaki kanan inginnya terus menekan pedal gas ketika melalui jalan nasional yang mulus itu. Waktu itu.

Baru-baru ini saya membaca reviu tentang Soto Banjar. Lantas tumbuh keinginan untuk menjajalnya, mengingat kini banyak kesempatan dan kecepatan tidak lagi menghalangi.

Maka pada pagi cerah itu saya berjalan kaki kira-kira dua kilometer, menuju halte BisKita di depan kantor Bappeda. Naik bus jurusan Ciawi, turun di satu halte di Jalan Pajajaran lalu berjalan kaki 700 meter ke tujuan: Rumah Makan Soto Banjar.

Rumah Makan Soto Banjar di Kota Bogor (dokumen pribadi)
Rumah Makan Soto Banjar di Kota Bogor (dokumen pribadi)

Langit mendung. Air mulai menitik. Pasak pendek menancap di angka 12 menunggu jarum panjang yang sedang berdetak meniti detik.

Melewati pengunjung yang memenuhi ruangan, saya langsung menuju satu meja kosong. Membaca daftar hidangan lalu memesan Soto Banjar pakai lontong untuk dimakan di tempat.

Juga membeli Ikan Gabus Habang harga Rp25 ribu bakal dibawa pulang. Kelak baru diketahui, sebungkus ikan haruang (gabus) berikut kuah bumbu merah ternyata seukuran tutup gelas biasa. Duh...

Sebungkus Ikan Gabus Habang disamping tutup gelas (dokumen pribadi)
Sebungkus Ikan Gabus Habang disamping tutup gelas (dokumen pribadi)

Sekarang di hadapan tersaji semangkuk Soto Banjar kuah bening. Berisi soun, perkedel, suwiran ayam kampung, telur (sepertinya telur bebek) rebus, bawang goreng, dan tentunya lontong (tepatnya: potongan ketupat).

Setelah menambahkan perasaan jeruk nipis, saya mencicipi kuah barang sesendok. Terasa ringan bersama gurih yang kuat berkat kaldu ayam kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun