Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Terlena, Stroke Ringan Juga Berbahaya

11 Januari 2024   08:09 Diperbarui: 11 Januari 2024   08:59 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang kawan bertutur, ia lolos dari bencana kesehatan. Hanya kena stroke ringan dan pulih kembali. Setelahnya tidak terjadi apa-apa.

Ceritanya, ketika sendiri di rumah tiba-tiba ia merasa demikian lemah. Tidak pingsan, tetapi tidak mengerti apa yang terjadi.

Ia hanya terduduk. Diam tanpa bisa bersuara, apalagi berteriak minta tolong.

Keadaan tidak dapat dikendalikan itu berlangsung selama seperempat jam atau lebih. Ia tidak mampu menghitung dengan persis. Setelah itu situasi berangsur pulih.

Anggota keluarganya datang dan segera menolongnya. Memindahkan ke kamar tidur, memberi minum air mineral, dan menyodorkan larutan suplemen produk MLM.

Hari-hari setelah kejadian, sang kawan hidup seperti biasa. Baik-baik saja tanpa pengobatan dan terapi medis.

Kisah berbeda. Belum lama seorang kerabat menelepon, ia hendak meminjam tongkat untuk ayahnya yang mendadak salah satu kakinya kehilangan tenaga.

Waktu itu saya sempat menyarankan agar sang ayah segera dibawa ke Rumah Sakit, untuk penanganan medis. Namun mereka tidak melakukannya.

Setelah dibawa ke dokter umum, ayahnya didiagnosa mengalami gejala stroke ringan yang dipicu oleh penyakit diabetes.

Separuh bagian anggota tubuh melemah, tetapi tidak separah seperti jika terserang stroke.

Wajah tidak menunjukkan gejala asimetris, berbicara tidak pelo, bagian tubuh tidak kebas. Tidak menunjukkan gejala kena stroke.

Dokter memberi obat pengencer darah untuk pengobatan selama sepuluh hari.

Kawan dan kerabat di atas mengalami gangguan seperti stroke, tetapi berlangsung dalam waktu singkat. Gangguan tidak menimbulkan kerusakan permanen pada otak, yang menyebabkan kelumpuhan atau kendala lainnya.

Mereka menganggap gangguan stroke ringan hanya bersifat sementara dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Risikonya rendah dan dapat diabaikan.

Benarkah demikian? Kita lihat, bagaimana pendapat para ahli kesehatan.

Lebih dulu kita kenali tiga jenis utama stroke. Paling umum adalah stroke iskemik, yang terjadi ketika aliran darah ke otak melalui arteri tersumbat.

Kedua, stroke hemoragik yang terjadi akibat pecahnya arteri (pembuluh darah yang menyuplai oksigen dan nutrisi ke otak dan seluruh tubuh), sehingga merusak jaringan sekitarnya.

Ketiga adalah Transient Ischemic Attack (TIA), serangan iskemik sementara yang kerap disebut sebagai stroke ringan.

Disebut juga atau ministroke, terjadi ketika aliran darah ke otak terhalang oleh plak atau gumpalan darah dalam arteri. Kejadian berlangsung sebentar, mungkin tidak lebih dari 5 menit.

Di bawah ini merupakan faktor risiko penyebab ministroke dan stroke, di antaranya:

  • Serangan stroke sebelumya.
  • Diabetes.
  • Hipertensi.
  • Aktivitas fisik yang rendah.
  • Merokok.
  • Pola makan tidak sehat.

Gejala stroke ringan mirip dengan gejala serangan stroke:

  • Lemah pada lengan atau kaki di satu sisi tubuh.
  • Masalah keseimbangan.
  • Perubahan tiba-tiba pada penglihatan
  • Wajah tidak simetris.
  • Ucapan pelo atau terganggu.
  • Mendadak mengalami sakit kepala sebelum stroke.

Ministroke dan stroke memiliki kemiripan. Bedanya, stroke ringan adalah kondisi sementara yang kemudian membaik sebelum terjadinya kerusakan jaringan. Akibat stroke adalah keadaan di mana jaringan sudah rusak.

Namun ketika terjadi stroke ringan, maka kemungkinan terjadi stroke sudah dekat. Artinya, ministroke meningkatkan risiko terserang stroke.

Dengan kata lain, stroke ringan merupakan peringatan bagi kesehatan yang tidak boleh diabaikan.

Kepala Bedah Neuro-Endovaskular dan Neuro-Radiologi Intervensional di Lenox Hill Hospital, Massachusetts, Amerika Serikat, mengatakan, "Ini (stroke ringan) bukanlah stroke kecil, melainkan peringatan bahwa stroke besar bisa terjadi. Setiap gejala stroke akut, yang bersifat sementara atau persisten, memerlukan penanganan darurat dan manajemen untuk mencegah terjadinya stroke besar yang merusak,"

Apabila seseorang pernah mengalami stroke ringan, tetapi tidak melakukan perubahan terhadap faktor risiko dan gaya hidup, maka besar kemungkinan akan mendatangkan serangan stroke.

Setelah mengalami stroke ringan, risiko paling tinggi terjadinya serangan stroke adalah 90 hari setelahnya. American Heart Association mengatakan, sekitar 12 persen serangan stroke didahului oleh terjadinya ministroke.

Jadi, jangan terlena atau "tertipu" dan menganggap ringan ministroke. Stroke ringan adalah masalah serius!

Mengalami stroke ringan adalah peringatan besar terhadap masalah kesehatan yang tidak boleh disepelekan. Dan bahaya mengintai!

Terlambat atau abai dalam penanganan dapat menimbulkan serangan stroke, yang berpotensi menyebabkan kelumpuhan yang bersifat lebih permanen.

Rujukan: medicalnewstoday.com dan umm.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun