Pengalaman itu memberi pelajaran berharga yang tidak disangka sebelumnya. Sesuatu yang awalnya tampak buruk pada akhirnya menghadirkan tabiat baik. Sejak dirawat saya menghentikan kebiasaan merokok.
Saya tidak pernah berpikir, untuk mencoba atau menerima tawaran dari orang lain agar mulai merokok lagi.
Bukan karena larangan dokter, tetapi muncul niat sangat kuat agar berhenti merokok. Saya mengetahui persis, sekali mencoba pasti akan terjerumus.
Berdasarkan pengalaman di atas, berikut saya menyodorkan saran-saran agar bisa berhenti merokok, yaitu:
- Punya niat kukuh. Berhenti merokok adalah berhenti, tiada alasan selain berhenti.
- Jangan pernah mencoba. Apabila telah berhasil berhenti, jangan mencoba lagi. Satu batang rokok akan membuat kecanduan lebih parah.
- Mengalihkan rasa tidak nyaman dengan memikirkan atau melakukan hal lain yang lebih positif, misalnya dengan berdoa, meditasi, menulis.
- Menolak tawaran merokok dari teman atau orang lain, dengan mengatakan bahwa saya tidak merokok lagi.
- Berani mengatakan kepada perokok untuk tidak melakukannya dekat kita. Atau menjauh jika ada yang merokok.
- Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik agar tubuh makin bugar.
- Saya tidak mencari pengganti berupa camilan, permen, atau sejenisnya. Mungkin itu akan menyebabkan dampak lain yang tidak kita inginkan, semisal bertambahnya berat badan.
Melalui cara-cara tersebut perokok dapat menghentikan kebiasaannya. Tidak lagi menjadi pecandu rokok.
Berhenti merokok bukan demi menghadapi harga rokok yang kembali mengalami kenaikan tanggal 1 Januari 2024, tetapi memikirkan kesehatan diri dalam jangka panjang. Jangan sampai satu saat berhenti dari kecanduan rokok karena sakit parah!
Jadi menghadapi kenaikan harga rokok sebagai konsekuensi naiknya tarif cukai hasil tembakau, lebih baik perokok menghentikan sama sekali kebiasaan buruk itu.
Akhirnya semuanya terpulang kepada sikap hidup yang Anda pilih: menyiasati kenaikan harga dengan beralih ke rokok lebih murah atau berhenti merokok demi kesehatan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H