Sebutan pemimpin transformasional masih asing di telinga saya. Mungkin karena mainnya kurang jauh atau punya pengetahuan amat kurang. Bisa jadi dua-duanya.
Ada yang senasib?
Nyontek dari bacaan-bacaan, kepemimpinan transformasional adalah gaya manajemen yang mendorong dan menginspirasi karyawan agar berinovasi, mengembangkan cara-cara baru untuk tumbuh, dan membangun jalan menuju kesuksesan perusahaan pada masa depan.
Pendapat lain mengatakan, gaya kepemimpinan transformasional adalah model pemimpin yang menginspirasi bawahannya, agar mengenyampingkan kepentingan pribadi demi perkembangan perusahaan.
Menurut pakar manajemen Merza Gamal, pemimpin menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan zaman digital menghadapi tantangan lebih berat di masa mendatang. Bukan pemimpin yang bermental bos.Â
Begitu kira-kira pemaknaan menurut saya. Mudah-mudahan tidak melenceng dari makna dimaksud sehingga menyesatkan.
Gaya bossy ini kebetulan bukan gaya saya dalam mengelola satu usaha kuliner di masa lalu.
Dulu saya memperoleh kepercayaan mengelola sebuah bisnis kuliner di Jakarta. Tidak besar. Hanya 250 seating capacity.
Dengan itu saya memimpin 55 karyawan. Bekerja bareng demi mengangkat kembali kejayaan usaha, setelah terpuruk pascakrisis moneter dan lantaran menjamurnya bisnis sejenis di Jakarta.
Satu peluang emas tidak disia-siakan, saat sebuah asosiasi perkapalan menantang saya: mampukah mengadakan party untuk lebih dari 700 orang?