Lokasi kafe tidak jelek-jelek amat. Berada di permukiman dekat dengan perkantoran.
Jalan di depan hidup, artinya dilintasi orang dan kendaraan sampai petang. Pukul 10 malam barulah portal ditutup.
Beberapa kali saya pernah mencoba racikan kopinya. Enak. Satu yang saya suka adalah kopi cold brew. Nasi goreng telur ceploknya oke. Kualitas hotel. Harga kaki lima.
Untuk memudahkan pembayaran dan pengiriman, mereka bekerja sama dengan satu perusahaan aplikasi kurir daring.
Usaha kuliner satu lagi terletak tidak jauh dari rumahnya. Menyewa secara bulanan di sebuah food court yang terletak di dalam kompleks perkantoran.Â
Pasarnya jelas, yaitu pegawai kantor dan masyarakat umum.
Lapak kecil menjual soto dan dilayani oleh satu pegawai yang khusus direkrut untuk itu.Â
Dua usaha kuliner tersebut tidak berjalan sesuai rencana. Dengan alasan sepi pengunjung dan tidak cukup tenaga untuk mengelola dua bisnis tersebut, maka dalam waktu kurang sebulan tutup.
Kenapa tidak mampu bertahan lama?
Pertama, ekspektasi jumlah pembeli tidak sesuai dengan yang mereka pernah rencanakan. Kadang ada pembeli, seringnya sepi.
Mungkin saja mereka berharap pembeli berdatangan setiap hari. Padahal namanya usaha baru ya perlu upaya intens untuk menyedot pengunjung.