Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Tidak Pilih Caleg Pernah Judi, Ntar Tomat!

10 Oktober 2023   09:08 Diperbarui: 10 Oktober 2023   09:34 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat suara Pemilu (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO melalui kompas.com)

Selain tidak pilih caleg yang pernah bermasalah dengan judi, saya juga tidak terpikir untuk mencentang nama mereka yang pernah terjerat kasus korupsi. Apalagi caleg yang pernah konsumsi narkoba. Tidak bakal dipilih!

Kok begitu sih? Bukankah mereka manusia yang juga sudah insaf, kapok, atau berubah?

Begini. Tadi pagi saya membaca berita kompas.com, Cinta Mega resmi terdaftar sebagai calon legislatif. Calon anggota DPRD urutan nomor 2 untuk daerah pemilihan 9 DKI Jakarta.

Eks pecatan PDI-P itu, sebab tertangkap basah sedang main judi slot saat rapat kerja, didaftarkan oleh Partai Amanat Nasional. 

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Eko Patrio menjelaskan, Cinta Mega sudah mengubah dirinya dan hendak bertanggungjawab (sumber).

Insaf! Begitu katanya. Kita lihat.

Saya pernah membaca satu keterangan, menyebutkan bahwa judi seringkali sulit disembuhkan sepenuhnya dan memerlukan penanganan jangka panjang. Ada risiko, orang yang pernah berjudi mungkin kembali ke kebiasaan lamanya.

Caleg pernah korupsi?

Meski sempat dihukum, perilaku korupsi mungkin berulang. Beragam faktor pendukung, di antaranya: kesempatan (misalnya, duduk sebagai anggota legilatif), efektifitas hukuman (singkat, remisi, tidak ada pemiskinan).

Juga ada celah-celah pelemahan penegakan hukum (misalnya, petinggi penegak hukum sembunyi-sembunyi bertemu orang yang berperkara dalam dugaan korupsi).

Caleg pernah menyalahgunakan narkoba?

Seseorang mungkin saja sembuh dari kecanduan narkoba. Melalui upaya rehabilitasi, konseling, terapi, perubahan gaya hidup lebih positif dengan dukungan keluarga.

Namun tidak berarti kecanduan narkoba tidak akan kambuh. Bisa muncul lagi dengan stres, tidak kuat menghadapi tekanan masalah, dan pengaruh lingkungan pergaulan.

Maka saya berpendapat seperti ini: penjudi insaf, koruptor yang sadar setelah dihukum, dan pelaku narkoba sembuh yang mencalonkan diri bisa saja akan tomat. TObat tapi kuMAT!

Mungkin saja setelah terpilih, ia kembali terjerumus kepada kebiasaan lamanya.

Jadi saya tidak akan pilih caleg yang pernah terlibat dalam perjudian, tersangkut kasus korupsi, dan terperosok dalam penyalahgunaan narkoba.

Memilih caleg yang sudah diketahui ketokohannya dalam kegiatan-kegiatan produktif. Bukan baru blusukan menjelang Pemilu.

Atau mereka yang menyampaikan program atau gagasan jelas dan masuk akal. Bukan asal melontarkan rencana abstrak, yang kelak mustahil dioperasionalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun