Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ferrari Tabrak Kendaraan, Ngantuk atau Mabuk? Kenali Pengaruh Buruk Alkohol terhadap Kemampuan Mengemudi

9 Oktober 2023   16:08 Diperbarui: 9 Oktober 2023   16:21 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Ferrari tabrak kendaraan dari akun Instagram @RadioElshinta (dokumen pribadi)

Tidak dianjurkan mengemudi kendaraan dalam keadaan mengantuk ataupun mabuk. Apalagi mengendarai dengan kecepatan tinggi. Menimbulkan potensi bahaya kecelakaan lalulintas.

Kondisi berkendara dalam keadaan mengantuk ataupun mabuk dapat menyebabkan penurunan refleks dan kewaswapadaan, konsentrasi, serta daya penglihatan.

Secara spesifik, mengemudi dalam keadaan mabuk memiliki bahaya nyata. Menimbulkan kecelakaan penyebab cedera serius hingga kematian, selain kerugian material.

Alkohol merupakan zat yang melemahkan fungsi otak. Mengacaukan penalaran, emosi, dan koordinasi otot. Mengganggu syarat-syarat penting dalam mengoperasikan mesin atau kendaraan secara aman.

Sedikit (0,02gram per desiliter darah) atau banyak (0,15 G/DL), konsentrasi alkohol dalam darah akan berpengaruh terhadap kemampuan mengemudi (sumber).

Begini pengaruh alkohol dalam darah, dari jumlah sedikit  hingga tinggi:

  • Penurunan fungsi visual terhadap objek bergerak.
  • Degradasi kemampuan menjalankan dua tugas sekaligus (mengemudi mobil adalah mensinkronkan roda kemudi, pedal-pedal, tuas-tuas, dan sebagainya).
  • Koordinasi otot berkurang.
  • Kemampuan mengikuti objek bergerak berkurang.
  • Merosotnya respons menghadapi situasi darurat.
  • Kesulitan dalam mengemudi.
  • Kehilangan konsentasi, memori jangka pendek, dan pengendalian kecepatan.
  • Berkurangnya daya proses informasi (mendeteksi sinyal, mencari visualisasi).
  • Gangguan persepsi.
  • Menjalankan kendaraan secara sempoyongan, akibat berkurangnya kemampuan menjaga kendaraan pada lajurnya dan melakukan pengereman tepat pada waktunya.
  • Gangguan substasial (inti) dalam mengemudi, mengendalikan kendaraan, pendengaran (telinga berdengung), dan memproses informasi visual (pandangan kabur).

Mengemudi setelah menenggak minuman keras dapat menimbulkan risiko kecelakaan lalu lintas. Menyebabkan kecelakaan dengan korban luka hingga kematian, bagi diri maupun orang lain. Ditambah kerugian harta benda.

Dengan mengenali pengaruh buruknya terhadap tubuh, jangan sekali-kali mengemudikan kendaraan usai mengonsumsi alkohol.

Sedikit atau banyak kandungan alkohol dalam darah, berpengaruh terhadap kemampuan mengemudi. Potensi bahayanya terlalu besar untuk ditukar dengan kesenangan sesaat.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun