Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Warung Amigos Kecurian! Ini Antisipasi terhadap Pencurian

7 Oktober 2023   07:08 Diperbarui: 7 Oktober 2023   09:07 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto warung amigos alias warung nasi Doa Ibu (dokumen pribadi)

Celah orang berbuat jahat adalah ketika orang lain lengah

Di warung amigos. Pukul setengah sembilan. Dua pembeli baru menyelesaikan santap pagi. Seperti biasa saya mengambil segelas air mineral. Kepada ibu warung minta dibuatkan kopi seduh tanpa diaduk.

Cukup diaduk satu atau dua kali untuk membuat bubuk dan air panas tercampur. Bagi saya, larutan kopi saset yang dikacau benar akan terlalu manis.

Setelah mengangsurkan segelas kopi hitam, Ibu warung kembali masuk ke ruang sempit tempat memasak.

Warung amigos, ah nama aslinya warung nasi "Doa Ibu", adalah bangunan sederhana semi terbuka.

Separuh dinding yang menghadap jalan raya dipasang kisi-kisi kawat ayam. Di sebelahnya terletak etalase tempat memajang aneka masakan. Di sisi tempat meja saya biasa duduk minum kopi dan menulis memiliki bukaan lebar.

Dua bidang lain tertutup. Satu berimpitan dengan bangunan lain. Satunya lagi berdinding triplek sebagai pembatas dengan gang menurun curam.

Kedai nasi Sunda itu tidak berpintu, kecuali dapur dengan penutup yang bisa digembok.

Warung amigos (agak minggir got sedikit) dioperasikan oleh seorang wanita paruh baya. Sendirian berbelanja, memasak, memajang hidangan, hingga melayani pembeli.

Seperti kemarin. Ibu warung bergegas keluar dari dapur, menemui seorang pria bertubuh gempal yang melongok ke dalam etalase. Motor matik 150cc miliknya terparkir di depan.

Ternyata pria itu bukan hendak makan, tetapi memesan nasi kotak. Nasi, lauk pauk, sayur dalam kemasan karton atau styrofoam. Harga dan jumlah telah disepakati.

Berhubung persediaan kotak kurang, maka Ibu warung segera ke warung kelontong di bawah.

Saya dan seorang pelanggan tidak memerhatikan keadaan. Baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres setelah Ibu warung berteriak histeris.

Sekembalinya dari membeli kotak styrofoam, ia melihat dompet yang sebelumnya tergeletak di meja dapur telah raib.

Isinya Rp300 ribu, yang bisa jadi merupakan modal warung. Atau akumulasi keuntungan dari berhari-hari berjualan.

Pria yang tadi berniat memesan nasi kotak pun lenyap dari pandangan. Mungkin melesat secepat kilat bersama motornya begitu selesai menyikat uang.

Pencuri serupa koruptor. Koruptor adalah pencuri. Penjahat itu hanya menyisakan beberapa keping uang logam untuk rakyat kecil.

Betapa tidak? Uang dicuri seumpama darah bagi Ibu warung, yang langsung pucat dan menitikkan air mata tanpa suara.

Pengalaman tak mengenakkan Ibu warung dan pengamatan saya melahirkan gagasan. Antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang.

1. Tertib menyimpan barang berharga di tempat yang sekiranya aman, supaya tidak mengundang pikiran jahat. Mungkin saja pikiran jahat timbul dari adanya kesempatan mengambil barang berharga dengan mudah.

Baiknya benda dimaksud disimpan dalam tempat yang tidak mudah terlihat. Atau tempat terkunci.

2. Menitipkan tempat kepada orang terpercaya, apabila mesti keluar meski sebentar. Waktu singkat, mungkin kurang dari 1 menit, menciptakan ruang gerak bagi orang jahat.

Maka tutup celah itu dengan penjagaan orang dipercaya. Lebih baik didampingi kerabat atau teman, yang setiap saat bisa saling menjaga.

3. Membawa serta dompet dan telepon genggam saat meninggalkan tempat. Bila memang sendiri, barang berharga yang mudah dikepit baiknya dibawa serta.

Gunakan misalnya tas pinggang untuk menyimpan barang seperti dompet, HP, dan benda berharga yang muat

4. Bagi pengelola usaha seperti Ibu warung, jaga kewaspadaan dalam situasi apa pun dengan tetap ramah melayani pembeli.

Kita tidak bisa tebak-tebak manggis, kapan kejahatan akan terjadi. Jadi jangan lengah. Tidak rugi selalu berlaku waspada.

5. Menjalin hubungan baik dengan warga sekitar. Supaya mereka turut menghiraukan dan sigap bertindak manakala ada situasi mencurigakan di tempat/warung.

***

Kiat-kiat di atas merupakan bagian dari antisipasi, terhadap kemungkinan pencurian di tempat yang berlokasi terbuka dan ramai. 

Ada yang bisa menambahkan?

Sikap terpenting adalah, jangan lengah sehingga membuka celah bagi orang lain melakukan kejahatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun