Beberapa hari terakhir jagat maya dibuat heboh dengan perseteruan, antara pemilik warung makan Madun Oseng Nyak Kopsah dan warganet.
Bermula dari reviu food vlogger terhadap warung depan saluran irigasi yang berlokasi di Cipondoh Tangerang. Ia menilai tentang tempat yang berantakan, beraroma kurang wangi dengan pemandangan tak sedap.Â
Selain tempat kurang nyaman, harga makanan dinilai tergolong mahal. Pelayanannya pun buruk. Pemilik hanya memberi kantung keresek untuk membungkus makanan tersisa yang akan dibawa pulang.
Atas ulasan tidak bagus, pemilik warung makan Madun Oseng Nyak Kopsah geram dengan reviu tanpa konfirmasi. Rasa-rasanya tidak perlu konfirmasi juga, tetapi alangkah lebih baik apabila pengulas menyarankan masukan berharga setelah memberikan reviu.
Ulasan vlogger tersebut dan vlogger lainnya meliputi, di antaranya:
- Pelayanan kurang pas, cenderung kurang sopan.
- Rasa beberapa hidangan kurang baik.
- Tempat memiliki atmosfer tidak nyaman.
- Untuk ukuran warung dekat kali, harga makanannya tergolong mahal.
Berbicara mengenai warung dekat kali, saya pun teringat satu warung amigos. Bukan restoran Amigos di Kemang atau jalan Thamrin di Jakarta. Itu sih keren. Tempatnya nyaman, dingin, dan wangi.
Warung amigos versi saya adalah tempat makan yang berada di dekat, bahkan di atas kali atau saluran drainase.
Awal-awal bekerja di Jakarta saya harus bisa menyiasati antara pendapatan dengan pengeluaran. Makan adalah komponen yang mengambil porsi lumayan.
Sarapan dan makan malam bisa memasak sendiri di tempat kos. Makan siang?
Kalau tidak cermat mengatur biaya makan siang, jangan-jangan uang gaji tidak sampai ke akhir bulan.
Satu pilihan menu bisa diterima lidah dengan harga terukur adalah hidangan di warung amigos. Terletak di jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan. Bukan di pinggir jalan besar, tapi masuk sedikit ke jalan sempit.
Di atas saluran buatan dibangun warung makan masakan khas Betawi. Kalau kemarau air selokan tidak mengalir. Menggenang dan mengeluarkan aroma kurang sedap, kendati telah ditutup dengan papan-papan kayu.
Bagusnya, tempat tersebut bersih. Selalu clear up setelah pelanggan meninggalkan tempat. Tidak terlihat piring gelas berantakan, bekas tisu atau sampah berceceran.
Jadi sedikit bau semwriwing dari got bisa dimaklumi.
Pelayanan tergolong cepat tanpa mengabaikan keramahan. Harga tidak mencekik leher, sesuai dengan tempat, menu disajikan, dan sergapan hawa panas Jakarta.
Satu hal yang menentukan dalam memilih adalah rasa, sebagai satu faktor penting menilai kualitas makanan. Dalam bisnis kuliner, rasa dipengaruhi setidaknya oleh keadaan tempat, pelayanan, kualitas makanan, dan harga.
Tidak mengherankan jika tempat mewah yang entertaining, dengan excellent service, dan kualitas bahan pembuat kelas wahid akan menempatkan harga makanan berada di atas rata-rata.
Sebaliknya, warung makan di atas got, panas berangin dan berdebu, level pelayanan seadanya (tapi sopan), dan mutu biasa saja akan mengenakan harga terjangkau.
Hasil akhirnya sama: memberikan penyegaran kembali. Pemulihan dapat bervariasi, dari sekedar mengenyangkan perut hingga menyenangkan jiwa.
Pilihan saya makan siang di warung amigos adalah gabungan dari tujuan mengisi perut, rasa diterima lidah, harga bersahabat, sekalipun tempat tidak dapat dikatakan nyaman untuk berlama-lama.
Sampai hari ini saya kerap mengunjungi warung amigos, tapi berbeda tempat. Di Bogor. Warung terletak tak jauh dari rumah ini dibangun di dekat selokan tertutup beton.
Terdapat etalase kaca tempat makanan dipajang, meja service, ruang kecil tempat memasak, dan meja panjang tempat makan.
Walaupun tidak setiap hari, saya kerap mengunjunginya. Sekedar minum kopi atau sesekali sarapan nasi, sayur bayam baru matang, dan telur dadar.
Saya bisa berlama-lama. Tempatnya bersih, rapi, dan masih sepi sebelum tibanya waktu makan siang. Lagi pula air selokan cenderung mengalir lancar, sehingga tidak mengeluarkan bau ajaib.
Paling menggembirakan, warung amigos tersebut menjadi tempat saya berkontemplasi. Tidak jarang  darinya muncul inspirasi.
Tulisan ini merupakan hasil perenungan di warung amigos itu. Bukan sekadar draft, tetapi artikel jadi yang akan diunggah ke Kompasiana nanti sore.
Jadi tempat makan di dekat got itu sedikit banyak merupakan warung berjasa bagi saya. Warung tempat ngopi. Tempat berkontemplasi. Tempat menemukan inspirasi menulis.
Warung amigos yang menurut saya patut diberi penilaian baik. Dari segi harga, rasa yang dapat diterima lidah, pelayanan sopan, dan ruang nyaman berangin di tepi pinggir jalan ramai.
Kenapa saya sebut warung amigos?
Warung amigos adalah singkatan dari warung Agak MInggir GOt Sedikit. Warung dekat got dengan penilaian baik dari saya, berbeda dengan reviu vlogger terhadap warung makan Madun Oseng Nyak Kopsah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H