Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bukan Sawo, Lengkeng, Namnam, Apalagi Buah Lato-Lato

2 Agustus 2023   17:09 Diperbarui: 2 Agustus 2023   17:13 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tukang sedang bekerja (dokumen pribadi)

Dianggap seperti namnam yang buahnya juga menempel di batangnya. Perbedaannya, buah namnam berbentuk lonjong, runcing di ujung dengan permukaan keriput.

Sebagian orang mengira kepel adalah sawo, mengingat bentuk dan warna kulitnya sepintas mirip sawo. Bedanya, sawo bergelantungan di ranting.

Barangkali orang memerlukan kacamata, karena memang ukuran papan informasi tidak terlalu besar. Pernah sih ditulis di spanduk besar, tetapi lenyap dicolong seseorang.

Faktor lain, penanya malas membaca atau kemampuan literasinya payah. Ihwal ini para ahli lebih mahir menerangkannya.

Terakhir, dorongan untuk berkomunikasi dengan siapa saja yang terlihat di lokasi. Dengan itu papan informasi dan tulisan apa pun menjadi tidak penting. Pokoknya ada bahan pembicaraan.

Jadi, ketika ada tukang sedang bekerja di halaman dekat tempat tumbuhnya pohon Kepel, orang-orang menanyakan hal serupa kepadanya.

Tukang sedang bekerja (dokumen pribadi)
Tukang sedang bekerja (dokumen pribadi)

Pertanyaan-pertanyaan kembali berseliweran, "buah apa? Bagaimana rasanya? Namnam, ya? Sawo, ya? Lengkeng, ya? Dst..dst..dst.."

Lama-lama kuping sang tukang berdengung. Sebal dengan pertanyaan dan pernyataan itu-itu saja, sehingga tukang yang sedang sibuk itu menjawab asal-asalan.

"Itu namanya buah lato-lato...!"

Dia pikir buah bulat-bulat berpasangan serupa mainan yang sempat populer beberapa waktu lalu.

Jawaban tersebut memunculkan tanya, lalu ibu-ibu penasaran itu memberondong tukang dengan pertanyaan lebih lanjut. Nah lo, sukurin!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun