Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Makna di Balik Reputasi Kucing Bernyawa 9

31 Juli 2023   14:08 Diperbarui: 31 Juli 2023   14:51 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kucing sedang menyusui 2 anaknya (dokumen pribadi)

Artinya, berkali-kali mengalami turbulensi, berkali-kali pula perhatian saya bertumpu pada penyebab persoalan hidup. Menyoalkan keadaan krisis moneter 1998, menyalahkan teman yang membawa ke Bali, menyesalkan perubahan konsep usaha, hingga akhirnya menggugat: kenapa saya diberi penyakit kronis?

Perangai akrobatik kucing-kucing lucu mengusik kesadaran, bahwa selama ini saya terlalu memikirkan cara jatuh. Memusingkan pemicu timbulnya persoalan hidup.

Saya harus switching. Beralih dari merenungkan "sebab" menjadi fokus kepada tujuan hidup dan keinginan, tanpa terusik dengan apa yang telah terjadi. Membumi. Sebagaimana kucing, saya mesti menapakkan kaki ke bumi.

Sekarang tujuan utama saya adalah menjadi lebih sehat setiap saat. Perkara sembuh seperti semula adalah urusan Sang Pemilik Hidup.

Tujuan dan keinginan lain adalah memperbanyak perbuatan baik, seraya menunggu panggilan terakhir. Harapan sela berikutnya adalah membagi pengalaman kepada para pembaca, selagi masih diberi kekuatan pikir.

Demikian makna yang diperoleh dari mengamati kelakuan para kucing, yang konon memiliki 9 nyawa. Mereka mendarat di tanah dengan kaki lebih dulu, bagaimanapun turbulensi yang dialaminya.

Jadi, jangan terpaku pada apa pun penyebab kesulitan hidup yang telah lampau. Lihat ke depan. Percayalah, satu ketika hal terbaik akan menghampiri hidup Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun