Di sekeliling pipa perforated dan di atas tanah yang sudah digali dihampar batu kerikil, bukan batu split. Tebal lapisan 15 sentimeter diratakan, kemudian digelar pasir pasang setebal 20 sentimeter.
Berikutnya adalah lapisan penutup, terbuat dari pasir dicampur pupuk kandang. Ia merupakan media tanam bagi rumput. Kenapa tidak memakai tanah? Tanah cenderung becek dan berlumpur ketika hujan.
Untuk memasikan tiap lapisan dan permukaan lapangan telah rata, digunakan Theodolite.
Terakhir adalah penanaman rumput. Selama proses perkuatan akar, rumput ditaburi top dress (jenis pasir sangat halus, bukan tanah). Tujuannya untuk meratakan permukaan cekung (tampak saat ada genangan air).
Dalam waktu 3 bulan rumput akan tumbuh bagus, tentu dengan penyiraman dan pemberian pupuk tepat. Selain penyiraman, pemeliharaan akan meliputi pemangkasan rumput dan pencungkilan gulma.
Sedikitnya perlu waktu 6 bulan setelah pekerjaan 100% selesai, agar lapangan sepakbola dapat digunakan.
O ya, lapangan sepakbola seperti di atas tidak boleh "diinjak" oleh selain manusia. Bisa-bisa membuat permukaannya bergelombang, bahkan merusak struktur.
Lapangan dengan sistem drainase dan lapisan-lapisan membuat pemain aman dan nyaman bermain sepakbola.
Alamak! Ihwal polemik rumput JIS jadi melebar. Cukup ah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H