Maka sepeda motor jadul di Kota Bogor menemukan tempat terpercaya di bengkel Pak Maksum.
Bengkel selama berada di Empang berjaya. Memiliki banyak pelanggan. Selain karena keahlian, lokasi di pusat kota juga berpengaruh.
Pindah ke Pondok Bitung, omzet bengkel menurun drastis. Sebagian besar pelanggan lama enggan datang karena jarak yang memisahkan. Sedangkan pelanggan baru belum tentu ada.
Kembali ke kota menyewa di lokasi sekarang, usaha bengkel mulai berkembang lagi. Pak Maksum mulai tersenyum. Ruang perbaikan menempati bagian yang sepertinya pernah menjadi garasi.
Usaha Warung
Bilik sebelah, atau tadinya ruang tamu, disulap menjadi tempat makan. Etalase aluminium di teras depan digunakan untuk memajang aneka lauk dan sayur.
Istri Pak Maksum dibantu kerabatnya menjalankan bisnis warung nasi sederhana.
Selama ngobrol, pembeli tiada putus berdatangan memesan makanan. Ada yang santap di tempat, tetapi lebih banyak yang membungkusnya.
Menurut cerita, mereka adalah para pekerja dan pemilik toko di daerah Gang Aut, Jalan Suryakencana, dan Sukasari.
Sebagian pembeli membayar dengan cara mendekatkan telepon pintarnya ke kaca etalase. Memindai stiker QR Code. Warung sederhana yang memanfaatkan teknologi digital!