Gagal maning!
Tidak putus asa. Masih ada pilihan menarik lainnya. Teringat dengan restoran Cucurak yang sempat terlihat beberapa waktu lalu. Cucurak (bahasa Sunda) berarti berkumpul dengan keluarga/kolega dan makan bersama.
Waktu itu terpampang spanduk yang menyedot perhatian dompet: "makan sepuasnya 25ribu".
Ah, ke sana lah tujuan terakhir. Jarum pendek di arloji hampir menyentuh bilangan 12. Masih ada waktu.
Penghalang besi warna hitam merintangi jalan masuk ke area warung Cucurak. Pada satu bidang pagar tertulis, buka kembali tanggal 15 Mei.
Ah, belum buka pula. Pengelolanya rupanya belum kembali dari libur yang panjang banget!
Celingak-celinguk saya menatap lingkungan sekitar. Seperti biasa ada gerobak bubur ayam dan nasi uduk di tepi jalan. Saat itu saya belum minat.
Pandangan jauh menyorot papan nama "Bebek Pak Ndhut" yang mencolok. Perut lapar melempar kaki ke sana tanpa melibatkan nalar agar menjaga pola makan sehat.
Dalam perjalanan mata tertumbuk pada spanduk merah dengan tulisan kapital warna kuning: Coto Makassar Asli Daeng Tona.