"Asli Ciamis? Bukankah..."
"Banyak orang bertanya begitu. Saya lahir di Ciamis. Orang tua asli Ciamis."
Dari bujangan berkeliling menjual tarumpah. Pria itu mengambil barang dagangan dari pengrajin di Tasikmalaya.
Bermukim di Kota Bogor, ia berkeliling menjual Rp100 ribu sepasang. Dapat diangsur tiga kali dengan pembayaran tiap bulan.
"Kalau ada yang nunggak?"
"Tidak usah dikejar-kejar. Nanti juga akan bayar. Kalau tidak, ikhlaskan. Gusti Allah pasti memberi ganti dalam bentuk lain."
Bisa jadi ia sudah berpengalaman menghadapi beragam karakter orang. Atau, di dalam dirinya telah terbentuk sistem identifikasi pembeli: mana kadal mana pelanggan jujur.
Dulu menjajakan sandal dengan gerobak. Seiring dengan berkurangnya penjualan, sekarang menjajakan 2 kantong plastik berisi total 60 pasang tarumpah selama 10 hari.
Pak Sudarmo mengaku tidak memiliki penyakit aneh-aneh, semisal: jantung, diabetes, obesitas, stroke, dan semacamnya. Bugar dengan wajah cerah senantiasa ramah.
Pria tersebut tampak lebih muda dari umurnya. Mendekati usia 80 bagai 60-an. Beda dengan saya, belum genap 60 tampang sudah 70. Boros banget akibat kerap kusut.
Begini kuncinya:
- Jalan kaki. Dari muda hingga punya anak cucu berkeliling jalan kaki keluar masuk kampung berjualan tarumpah.
- Tidak membebani pikiran dengan keinginan muluk.
- Bersabar, terutama menghadapi pembeli nakal.
- Bila tidak dibayar, tidak merasa kehilangan. Meyakini akan memperoleh pengganti pada sisi lain.
- Senantiasa bersyukur dengan berapa pun penghasilan.