Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Gubernur Kena Prank Jokowi dan Jalan di Sekitar Istana

7 Mei 2023   07:03 Diperbarui: 7 Mei 2023   07:07 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan bisa jadi tambah satu lagi pembenci Jokowi, yaitu Gubernur Lampung.

Bagaimana tidak?

Ia berikut jajarannya bersusah payah memperbaiki jalan rusak dalam semalam. Eh ternyata Presiden RI dan rombongan melakukan kunjungan di ruas lain, yang boleh jadi lebih pantas disebut arena off road.

Sepengetahuan saya, baru beliau lah Presiden yang merasakan jalan hancur dan becek pada kunjungan kerjanya, dalam sejarah Republik ini. 

Bayangkan! Muka Arinal Djunaidi berubah-ubah jadi merah, hijau, biru, bahkan ungu memendam beragam rasa.

Ada-ada saja. Kata warganet, Pakde Jokowi nge-prank Gubernur Lampung.

Kita tinggalkan Lampung dengan persoalan jalan rusaknya. Saya akan menengok jalan di kota tempat saya berdomisili.

Kota Hujan. Warga bermukim mengelilingi Kebun Raya dan Istana Kepresidenan RI. Kemudian lingkaran meluas seiring dengan pertambahan penduduk. Jalan penghubung pun bertambah.

Umumnya jalan di Kota Bogor mulus. Dilapis aspal hotmix. Termasuk jalan di lingkungan perumahan yang pemeliharaannya diserahkan ke Pemda.

Sedangkan jalan yang masih dikelola developer, kondisinya tergantung pengembangnya dalam membangun/memelihara jalan lingkungan.

Jalan di sekeliling istana merupakan peninggalan Belanda. Konstruksinya, kata orang sini tonggong kuya (punggung kura-kura), akan mengarahkan air hujan ke tepi. Di sisi atau di bawahnya ada lubang-lubang drainase yang mengalirkan air.

Ada sih di beberapa wilayah jalan tidak cembung, sehingga air cenderung menggenang pada permukaan. Biasanya bukan jalan warisan Belanda.

Juga jalan yang tidak dilengkapi cukup drainase, seperti jalan yang saya lewati Sabtu (6/5/2023) pagi (gambar di atas). Saluran air di satu ujung Jalan Tentara Pelajar malah meluap ketika hujan. Mampet.

Diketahui, genangan air setelah hujan merupakan musuh utama jalan berlapis hotmix. Ditambah jumlah kendaraan yang melewati.

Maka, genangan air dan beban kendaraan membuat jalan aspal lekas hancur. Butuh pemeliharaan.

Kabar baiknya, Pemda Kota Bogor rutin melakukan pemeliharaan jalan kota, yakni menjelang lebaran dan akhir tahun. Kadang overlay (lapis ulang)

Di beberapa titik memang dibuat jalan dengan perkerasan rigid (beton), menimbang tadinya jalan aspal di daerah tersebut kerap terkikis air.

Jadi yang mesti diperhatikan, kontruksi permukaan jalan aspal harus dibuat lebih cembung agar air mengalir ke tepi. Berikutnya, cukup drainase yang mengalir lancar demi menampung air tersebut.

Dengan itu akan makin menyeluruh jalan mulus di Kota Bogor.  

Satu lagi yang sulit dikendalikan: jalan rusak disebabkan pengurangan mutu. Tidak sesuai spesifikasi disyaratkan. Umurnya menjadi pendek. Cepat hancur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun