Rempah-rempah tersebut ditambahkan ke kelapa parut, lalu disangrai hingga kering tidak gosong. Terakhir ditumbuk halus sampai berminyak lantas dimasukkan ke dalam kaldu daging. Tidak ada proses penumisan
Dimakan bersama ketupat setelah sebelumnya dibubuhi bur-tabur (taburan) berupa: sambhel tampes*, bubuk kedelai, pepes udang campur kelapa parut, kacang panjang rebus, perasan jeruk nipis, bawang goreng, sambal, dan kerupuk udang.
)*sambhel tampes adalah irisan halus kentang. Digoreng dan diaduk dengan bubuk terbuat dari udang bersama bumbu yang disangrai. Tidak ditumis.
Aneka Soto
Saya pernah menikmati beragam olahan berkuah ini berdasarkan daerah asalnya. Soto Madura, Soto Ambengan, Soto Lamongan, Soto Pekalongan, Soto Semarang, Soto Bandung, Soto Bogor (kuning/santan dan bening), Soto Mie, Soto Tangkar, Soto Banjar, dan Soto Padang.
Isiannya bisa daging atau ayam atau jeroan. Aneka soto itu memiliki ciri nyaris sama. Berwarna kuning maupun bening, kuahnya ringan dan menyegarkan. Umumnya rasa serai dan bawang putih lebih menonjol di antara rempah lain. Disantap bersama nasi, perasan jeruk nipis, sambal, dan kerupuk.Â
Soto --soto mana saja-- adalah sajian yang sangat mudah diterima oleh lidah saya. Dan tidak pernah membosankan.
Rawon
Rawon yang saya maksud adalah rawon Jawa Timur, bukan rawon versi warteg di Bogor yang merupakan masakan daging cincang dengan kuah kekuningan.
Kuah rawon Jawa Timur berwarna hitam, berkat kluwek yang ditumis bersama berjenis-jenis rempah. Bumbu halus tersebut ditumis, lalu dimasukkan ke panci rebusan daging sanding lamur. Dimakan bersama nasi (pisah atau campur), tempe goreng atau telur asin, toge pendek, jeruk nipis, sambal, kerupuk.
Rawon adalah favorit saya. Kadang bingung bila di warung Jawa Timuran, pesan rawon atau soto? Atau dua-duanya?
Sop Konro
Masakan iga bakar dari Makassar. Dengan bumbu kacang dan semangkuk kuah mirip berwarna rawon, menyantap konro merupakan kenikmatan. Saya tidak tahu rempah apa yang dipakai, tapi gabungannya menciptakan rasa luar biasa.
Saya pertama kali memakannya di Lapangan Roos, Tebet, Jakarta Selatan pada tahun 1994. Sejak itu Sop Konro menjadi satu pilihan favorit saya.