Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tidak Berharap Sembuh kepada Ida Dayak

9 April 2023   07:04 Diperbarui: 9 April 2023   07:00 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Ida Dayak yang mampu mengobati tulang bengkok dengan sekali urut.(TribunKaltim.co) melalui kompas.com

Dipercaya Ida Dayak mampu memulihkan pasien tulang bengkok, tulang patah, stroke, dan lainya dalam waktu tidak lama. Benarkah?

Sebelum Ramadan, ketika jalan pagi saya berjumpa wanita paruh baya, "katanya di kelurahan ada pengobatan Bu Ida Dayak?"

Sepuluh tahun suaminya menderita stroke. Beberapa kali saya bertemu pria yang lemah di bagian kiri itu ketika sama-sama berolahraga. Kondisinya bagus. Tidak menggunakan tongkat, kendati jalannya perlahan.

Pensiunanan PNS itu rutin berobat secara medis. Kadangkala juga menjalani pengobatan alternatif yang sekiranya biayanya tidak membebani.

Kabar burung kedatangan Ida Dayak mereka dapatkan setelah mendengar obrolan warga sebuah permukiman padat. Pria bertubuh subur itu mengharapkan kesembuhan, normal seperti semula.

Kemudian saya mencari tahu dengan membaca berita dari media mainstream.

Ternyata pengobatan Ida Dayak tidak perlu membayar alias gratis. Cukup dengan membeli Minyak Bintang seharga Rp50 ribu.

Saya membaca juga beragam reaksi berkenaan dengan metode pengobatan tersebut, di antaranya:

  • Pengobatan menggunakan kekuatan gaib.
  • Merupakan keajaiban atau kearifan lokal.
  • Berguna untuk masyarakat
  • Metode perlu pengkajian secara ilmiah.
  • Merupakan praktik pengobatan yang biasa dilakukan oleh ahli tulang pada umumnya.

Banyak yang datang ke pengobatan Ida Dayak. Berharap kesembuhan instan, tanpa proses panjang, minim rasa sakit, dan berbiaya murah.

Sementara pihak Kemenkes sendiri tidak melarang. Menurut seorang pengamat sosial, fenomena pengobatan seperti Ida Dayak tidak ada kaitannya dengan kegagalan sistem kesehatan negara.

Itu sebagian berita tentang pengobatan Ida Dayak, dikutip dari sini dan sini

Di tiap periode ada saja pengobatan alternatif yang viral atau tersohor karena keajaibannya. Masih ingat Ponari dukun cilik dari Jombang tahun 2009/2010?

Saya sendiri tidak begitu percaya saja kepada pengobatan selain medis. Pangkalnya, dulu pernah dibujuk oleh kawan agar berikhtiar penyembuhan melalui pengobatan alternatif.

Namun tidak muncul "keajaiban" meski beberapa kali diterapi atau diobati di tempat berbeda-beda pula.

Saya kira pengobatan medis juga tidak langsung menyembuhkan. Butuh proses panjang.

Obat diberikan mencegah agar tidak tambah parah. Munculnya serangan baru (kedua) biasanya akan membuat keadaan lebih buruk.

Oleh karena itu, saya menanamkan semangat ke dalam pikiran: berusaha agar lebih sehat setiap saat.

Perkara sembuh semata-mata atas karunia Allah SWT. Saya tidak pernah lalai berdoa untuk itu.

Dengan itu saya berpikir positif tentang kesehatan diri sendiri. Memenuhi hari dengan kegiatan bermanfaat, melakukan olahraga ringan, sesekali minum ramuan herbal buatan sendiri, dan tetap melanjutkan pengobatan medis.

Semangat, olahraga, berobat, dan berdoa adalah modal agar lebih sehat.

Jadi saya sama sekali tidak berharap kesembuhan kepada Ibu Ida Dayak dan semacamnya yang menjadi lantaran.

Saya semata-mata memohon kesembuhan kepada ridho Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun