Lanjut. Asep pedagang sayur keliling menerangkan, cucurak adalah berkumpul dan makan bersama keluarga atau teman menjelang puasa. Setelah menjawab itu, ia merundingkan rencana cucurak dengan penjual bubur ayam.
Dari amatan amatir, saya menarik simpulan asal-asalan. Cucurak merupakan kegiatan berkumpul, bersilaturahmi, dan menjalin keakraban di antara keluarga, kolega, teman. Dilakukan untuk menyambut sesuatu yang menggembirakan, khususnya menyongsong datangnya bulan suci.
Menanggapi ramainya percakapan di WAG ihwal cucurak, saya menyatakan ikut di acara yang diselenggarakan oleh keluarga dan teman-teman kelas semasa SMA. Saya tidak turut dalam cucurak yang biasa diadakan oleh kolega sesama insan dunia konstruksi, karena nomor WA saya sudah tersingkir dari kumpulan tersebut.
Baiklah. Singkat cerita, dua kali cucurak tersebut tidak diadakan di rumah salah satu anggota, tetapi diselenggarakan di rumah makan. Bukan yang mewah, terpenting makanannya enak.
Di satu acara, rombongan melahap menu nasi timbel, ayam goreng, gurami sambal dabu-dabu, tempe tahu goreng, karedok, sambal lalap hingga licin tandas  Di restoran lain, nasi merah dan nasi putih, gurami kecombrang, ikan bakar, ayam goreng, kangkung cah, sayur asem, sambal lalap disantap oleh peserta cucurak sampai amblas.
Dengan itu pula, acara cucurak berlangsung sesuai kehendak. Tercapai sudah tujuan bersilaturahmi, menjalin keakraban, dan bergembira dengan makan bersama.
Ihwal penting tidak penting untuk mengadakan cucurak, kembali kepada tujuan masing-masing. Asalkan tidak berlebihan dalam penyelenggaraannya, cucurak adalah acara makan bersama demi menjalin silaturahmi dalam suasana gembira.
Anda mengadakan cucurak juga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H