Perlu dimaklumi, saat itu komputer merupakan “makhluk” ajaib dengan teknologi baru untuk ukuran Indonesia. Sulit menemukan keberadaannya pada banyak kantor, kampus, apalagi di rumah-rumah. Maka tidak mengherankan, jika sebagian besar pengunjung memandang dengan kekaguman sekaligus ketakutan terhadap barang/teknologi baru itu.
Sebab tidak ada yang berani menjajal, maka saya menarik kursi di depan meja komputer. Memencet tombol-tombol papan kunci, menulis perintah menggunakan bahasa Basic.
Tidak usah heran, pada zaman itu untuk mengoperasikan komputer harus menggunakan bahasa Basic, Cobol, Pascal, Fortran, dan lainnya yang saya sudah lupa. Belum ada aplikasi semacam Microsoft Windows yang user friendly.
Orang-orang berkerumun menganga. Terkagum-kagum. Melihat itu, penjaga stan (mungkin petinggi atau pemilik perusahaan) menghampiri. Setelah berbincang, ia mengundang saya untuk interviu lebih lanjut di kantornya di daerah Geger Kalong, Bandung.
Saya tidak ingat, apa yang membuat saya tidak jadi memenuhi invitasi tersebut.
“Keberanian” menyentuh komputer tidak muncul begitu saja. Pertama, di rumah sepupu saya ada komputer IBM. Dari itulah saya belajar bahasa pemrograman simpel untuk menyusun aplikasi sederhana. Misalnya, hanya membuat kursor bergerak otomatis naik turun di layar hitam putih.
Kedua, bisa jadi saya menanggapi pesatnya perkembangan teknologi sebagai suatu keniscayaan. Artinya, membuka diri terhadap kemajuan yang akan memudahkan pekerjaan manusia.
Jadi, menurut hemat saya, lebih baik menyambut kehadiran teknologi kecerdasan buatan seperti ChatGPT sebagai perangkat untuk membantu pekerjaan. Asalkan memanfaatkan kemampuan kecerdasan buatan dengan bijaksana. Daripada mengkhawatirkan “kepintarannya” atau memersepsikan ancaman-ancaman mengerikan yang mungkin ditimbulkan.
Disclaimer: Artikel dibuat baru dengan mengolah hasil referensi dari chatGPT. Maka sebagian tubuh artikel ini dibentuk dengan cara salin-tempel jawaban ChatGPT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H