Dengan bekal persenjataan itulah belasan manusia berkaki dua mengendap-endap menghindari pantauan manusia beroda dua. Bergerilya hendak menyerbu kawasan industri pembuatan manusia hibrid. Yaitu pusat transplantasi manusia berkaki dua menjadi manusia beroda dua.Â
Di sanalah putra kepala gerilyawan ditahan.
Beberapa hari sebelumnya, putra tunggalnya bersama beberapa remaja diculik oleh kelompok manusia beroda. Mereka bertualang jauh dari permukiman, terlalu dekat dengan kawasan modern.
Di depan pagar kawat, sebagian orang mengawasi keadaan sekeliling. Satu orang ahli memutus kabel beraliran listrik. Menggunakan gunting besi, dua orang memotong kawat harmonika. Membuat lubang yang sekiranya cukup dilalui orang merangkak.
Pasukan bergerak cepat di bawah bayang-bayang, menghindari sorotan lampu. Aman. Melipir dinding.Â
Peta hasil pemindaian drone berkamera resolusi tinggi mengantar ke satu bangunan putih. Jendela-jendela dengan terali batang baja diameter besar. Dari kisi-kisi itulah sang kepala gerilyawan mengintip.
Sedikit terhalang meja, samar-samar terlihat putranya duduk lesu. Teman-temannya berselimut di ranjang dingin. Cahaya berbaris melalui kisi-kisi.
"Ssstttt.... ssstttt ....!!!
"Siapa?"
"Ini Ayah! Aku akan mengeluarkanmu, nak. Mundurlah!"
Sesuai rencana, para penyusup menyebar. Sisanya tetap di tempat memasang peralatan dan berwaspada mengamati situasi.