Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Kesurupan Teknologi

20 Februari 2023   19:58 Diperbarui: 20 Februari 2023   20:18 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ledakan oleh dari Pixabay

Jauh lebih rumit! AI sukses mengawinkan manusia dengan perangkat penggerak berbasis listrik. Dua roda kiri kanan ditransplantasi menggantikan fungsi sepasang kaki.

Sumber dayanya: sinyal elektrik aliran lemah dari tubuh yang diubah oleh AI menjadi listrik bertenaga kuat. Memutar roda-roda. Bersamaan dengan itu, AI mengambil alih sebagian besar dari sistem pikir dan nurani manusia.

Maka lahirlah satu era di mana manusia mengalami kesurupan teknologi. Muncul obsesi meng-hibrid-kan umat manusia. Sejak saat itu pula manusia-manusia pengendara roda dua berambisi mentransformasi manusia-manusia berkaki dua berikut kebudayaannya.

Manusia berkaki dua tersisa terpinggirkan ke hutan lebat dan bukit-bukit yang sekiranya sulit dijangkau oleh manusia beroda dua. Sejarah tentara federal melenyapkan suku-suku Indian berulang dalam bentuk lain.

Manusia beroda dua demikian kejam. Memprovokasi setiap manusia berkaki dua yang terpergok melintasi jalan.

Ya! Kini kota-kota tidak memerlukan trotoar. Tiada sepotong ruas untuk manusia kaki dua. 

Jika tampak di jalan manusia berkaki dua yang tidak tunduk kepada kemauan mereka, maka tanpa ampun manusia beroda dua akan menabrak dengan kecepatan tinggi sehingga terlontar ke udara. Berputar sejenak lalu terhempas kencang.

Tidak puas dengan hasil tersebut, tubuh laksana tapai dilindas berkali-kali sampai gepeng rata dengan aspal hitam. Darah berceceran meresap dan sebagian darinya mengalir ke sistem pembuangan air kotor.

Kalaupun terlihat manusia generasi lama di dataran alang-alang maupun hutan, maka manusia beroda dua akan "menembak" menggunakan senjata listrik berkekuatan dahsyat yang tertanam dalam tubuhnya.

Sedang manusia yang menolak kemajuan itu sebisanya melawan menggunakan peralatan tradisional, seperti senapan laras panjang yang telah dimodifikasi, senjata otomatis, pelontar peluru, dan tentu saja pistol sebagai pelindung terakhir.

Mereka mengikir ujung tajam peluru-peluru, sehingga ketika menembus kulit memasuki tubuh akan pecah berantakan. Organ-organ dalam buyar, ambyar tidak bakal membentuk manusia lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun