Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Agar Lebih Sehat, Masak Nasi dari Beras Campur atau Beras Merah Saja?

26 Januari 2023   05:59 Diperbarui: 26 Januari 2023   15:03 5362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nasi dari beras merah oleh Jirreaux dari pixabay.com

Makan nasi merah campur nasi putih mungkin memperbaiki rasa, tapi apakah jadi lebih baik? Misalnya untuk mengontrol kolesterol dan trigliserida.

Demi mengendalikan kadar kolesterol dan trigliserida berlebihan dalam darah, maka dokter menyarankan agar mengatur pola makan dan gaya hidup.

Berkenaan dengan konsumsi makanan seyogianya mengurangi --kalau perlu menghindari-- hal berikut, di antaranya:

  • Makan berlebihan.
  • Makanan tinggi karbohidrat dan gula.
  • Santapan mengandung lemak jenuh, seperti daging merah, gorengan, dan makanan cepat saji.

Disarankan agar rutin berolahraga, mengonsumsi makanan mengandung lemak tak jenuh dan omega 3, perbanyak makan serat. Termasuk mengganti nasi putih dengan nasi merah.

Nasi dari beras merah adalah makanan berserat serta mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Di dalam 200 gram beras merah mengandung:

  • 45--50 gram karbohidrat (57,4 gram dalam nasi putih)
  • 3--3,5 gram serat (hanya 0,65 gram di nasi putih).
  • 5 gram protein
  • 1,6--2 gram lemak
  • 160 miligram kalium
  • 80 miligram magnesium
  • 2 miligram natrium
  • 1,1 miligram zat besi
  • 150--200 miligram fosfor
  • Vitamin B, asam pantotenat, mangan, kalsium, dan zinc.

Kandungan serat, protein, dan karbohidrat kompleks lebih tinggi daripada di nasi putih. Membuat kenyang lebih lama, sehingga rutin mengonsumsi nasi merah bermanfaat untuk:

  • Mengendalikan berat badan, mencegah sembelit.
  • Mengontrol kadar gula darah.
  • Berperan dalam mencegah risiko terkena penyakit kardiovaskuler (penumpukan kolesterol jahat di dalam darah, mengontrol tekanan darah, serta mencegah penyumbatan di pembuluh darah).

Saran dokter dan pengetahuan di atas mendorong saya agar mengonsumsi nasi dari beras merah. Demi kesehatan. Tepatnya demi menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi.

Harganya pun tidak terpaut jauh dengan harga beras putih. Di pasar tradisional beras merah dijual Rp12-15 ribu per liter. Sedangkan harga di toko beras dekat rumah adalah Rp12.000,00 per liter. Catatan: 1 liter beras umumnya setara dengan 0,753 kg; kata penjual, 1 liter beras merah bobotnya lebih ringan, yakni 0,65 kg.

Baiklah. Dari sisi itu mengganti beras putih dengan beras merah bukan persoalan besar.

Masalahnya, makan nasi merah thok terasa kurang enak di lidah. Beda dengan nasi putih, ada manis-manisnya ketika dikunyah.

Tambah nendang bila makan nasi putih ditemani sambal, ikan pindang goreng, dan jengkol! Hmmmm....

Mencecap nasi dari beras merah lebih hambar, dengan jalinan serat lebih keras dan garing tanpa rasa. Kurang enak.

Muncul pertentangan batin. Demi mendamaikan antara tujuan kesehatan dengan keelokan rasa, selanjutnya saya mencampur dua macam beras. Nasi merah putih. 

Ilustrasi beras merah dicampur beras putih oleh pasrasaa dari pixabay.com
Ilustrasi beras merah dicampur beras putih oleh pasrasaa dari pixabay.com
Makan nasi merah campur nasi putih mungkin memperbaiki rasa, tapi apakah jadi lebih baik bagi saya? Kita lihat.

Tibalah waktu pemeriksaan. Hasil laboratorium menunjukkan, kadar kolesterol total dan LDL (low-density lipoprotein/kolesterol jahat) berada di bawah ambang batas. Normal.

Namun laporan itu juga menuliskan kadar trigliserida tinggi. Bahkan naik dari sebelumnya menjadi 218 mg/DL (batas aman 150 mg/DL).

Kata arek Ngalam)*, "blaen iki Sam, Sampeyan kadit tahes!")**

Demi mengetahui bahwa saya memakan nasi merah campur nasi putih, sontak dokter menekankan agar hanya makan nasi dari beras merah. 

Lalu menghindari makan nasi putih dan makanan berbahan tepung, jajanan, dan segala yang dapat memicu kenaikan kolesterol dan trigliserida.

Murni nasi dari beras merah. Tidak dicampur beras putih. Titik!

Maka sejak saat itu saya mendapatkan sumber karbohidrat hanya dari nasi beras merah. Tidak dicampur dengan nasi putih. Bagi saya, itu lebih baik agar trigliserida terkendali.

Moga-moga Anda tidak senasib. Makan tidak dibatasi, baik menurut ragam maupun jumlah.

Barangkali, onderdil di dalam tubuh saya sudah berkurang fungsinya dalam mengolah makanan menjadi energi. Atau bisa jadi dulu terlalu berlebihan dalam mengonsumsi segala hal.

Rujukan: 1

)* Ngalam = Malang.
)* Bahasa walikan Malang, artinya: "gawat itu Mas, Anda tidak sehat!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun