Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salah Menilai Akibat Tergesa-gesa Mengambil Kesimpulan

4 Januari 2023   05:57 Diperbarui: 4 Januari 2023   07:41 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menjelaskan bahwa ini keripik titipan orang jauh. Tidak perlu membayarnya. Dengan keterangan itu barulah ia mau menerima. Mengucapkan terima kasih. Matanya mengarah ke tempat lain. Tambah bikin kesel!

Ia mengeluarkan uang. Meraba lembaran merah paling atas dan menunjukkan ke saya, "ini bener ya uang seratus ribu?"

"......???"

"Tadi ada yang belanja gak mau terima kembalian. Katanya uangnya pas, tapi saya ragu?"

"Benar. Itu lembaran seratus ribu."

Rupa-rupanya penjual masker itu tidak bisa melihat. Kacamata digunakan hanya untuk kamuflase.

Foto kolase penjual masker (dokumen pribadi)
Foto kolase penjual masker (dokumen pribadi)

Pria berasal dari Sumatera Barat itu menerangkan, sudah dua tahun tidak bisa melihat. Saraf penglihatan terganggu akibat katarak, meski telah dioperasi.

Deg! Mendadak saya lemas. Mata terasa hangat. Untung tidak ada orang lain.

Pria bernama Kamal itu berjualan masker, kaos kaki, topi, jas hujan demi menghidupi istri berikut anak sulung usia SMP dan bungsu 5 tahun.

Pak Kamal melayani pembeli (dokumen pribadi)
Pak Kamal melayani pembeli (dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun