Kalaupun iya membaca, hanya mengeja sekilas bahan-bahan dari mesin pencari demi menguatkan tulisan. Maka tidak mengherankan, jika di kamar ditemukan buku bertumpuk-tumpuk belum dibaca.
Selama ini saya menulis semata-mata mengandalkan:
- Pengalaman pada waktu masih aktif (sebagian tertinggal dalam ingatan, banyak lagi yang lupa);
- Membaca petunjuk alam ketika berjalan kaki;
- Menuliskan hakikat perbincangan dengan bermacam orang; dan
- Hasil percakapan imajiner.
Belajar dari keadaan itu, pada tahun depan saya bertekad membaca buku agar meneguhkan hasil tulisan lebih berkualitas. Tidak kayak artikel ini.
Mungkin satu bulan dua buku atau lebih, jika otak mampu menyerap. Maklum, kemampuan mengingat dan berpikir cedera parah sejak empat tahun lalu.
Saya kira membaca sejumlah buku dengan target waktu tertentu merupakan kegiatan menantang. Meski membaca bagi saya adalah serupa menjelajahi bantaran kali, naik turun melalui tangga curam.
Hhhh... Tarik napas dalam-dalam. Rasanya lega setelah curhat, kendati hanya setitik.
Jadi, tahun depan adalah kesempatan untuk menuruni-menaiki tangga kehidupan. Dan saya tidak pernah tahu ujungnya, ada apa di balik tangga curam dan berlumut itu?
Targetnya cuma satu, tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya saya mampu menghasilkan keadaan fisik lebih sehat dan artikel lebih bermutu. Merasa lebih sehat setiap saat hingga tidak mampu merasakan apa-apa lagi.
Selamat Menyambut Tahun Baru 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H