Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Untung Besar dari Lapak Kecil: Tumbuh dan Tangguh Bersama BRI

19 Desember 2022   08:08 Diperbarui: 19 Desember 2022   08:28 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung dan tampak depan rumah Hartati (dokumen pribadi)

Pada dinding luar sebuah toko ritel modern menempel kios bertuliskan: agen BRILink. Sederhana dan kecil. Meja, kursi, etalase. Dengan itu ia meraih untung besar.

Dengan perlengkapan tersebut Bu Hartati menjalankan usaha sebagai agen BRILink. Menyediakan layanan dari mulai setor tarik tunai, cek saldo, transfer, bayar rekening, hingga top up dompet elektronik. Buka dari pukul 8.00 hingga 17.00 WIB.

Artikel berikut mengisahkan pengalaman BRILianpreneur itu. Mereka melayani bersama BRI, mendorong bangkitnya UMKM di Indonesia. Sebagai BRIPahlawanFinansial turut berperan dalam menjadikan BRI tumbuh dan lebih tangguh.

Ulasan dibuat dalam rangka memperingati HUT127BRI. Moga-moga menginspirasi. 

Mari kita ikuti kisahnya!

Bu Hartati adalah tetangga yang saya kenal sebagai pemilik warung kecil menjual sayur, telur, bumbu, dan barang keperluan sehari-hari. Jaraknya kira-kira seratus meter dari rumah.

Warung dan tampak depan rumah Hartati (dokumen pribadi)
Warung dan tampak depan rumah Hartati (dokumen pribadi)

Di warungnya saya kerap membeli tempe jempolan buatan Cilendek Bogor. Rhizopus oligosporus, kapang pembentuk tempe, membungkus rapat. Terasa enak, kendati cuma digoreng tanpa bumbu macam-macam. Cukup garam dan bawang putih.

Tempat tinggal merangkap warung terletak di tebing yang diperkuat sedemikian rupa. Pada mulut Gang Tanjung itu Mas No, suami Bu Hartati, membangun semacam carport untuk menyimpan satu kendaraan bermotor roda empat.

Pada sisi depan atap emper mobil itu tergantung papan nama: Agen BRILink Alif, melayani transfer, tarik tunai, bayar cicilan, top up, bayar tilang, pencairan PKH (Program Keluarga Harapan) dan KIP (Kartu Indonesia Pintar). Artinya, warung kelontong berfungsi juga sebagai agen pelayanan resmi dari BRI.

Pelayanan BRILink di rumah Hartati dan Mas No (dokumen pribadi)
Pelayanan BRILink di rumah Hartati dan Mas No (dokumen pribadi)

Ya!  Bu Hartati dan Mas No memiliki memiliki dua lapak agen BRILink dengan menggunakan legalitas usaha warung. Melayani transaksi masyarakat langsung dengan menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture). Usaha jasa real time online transactions yang bisa jadi tidak terikat oleh waktu dan terkendala jarak.

Mesin EDC agen BRILink Hartati (dokumen pribadi)
Mesin EDC agen BRILink Hartati (dokumen pribadi)

Di rumah, dengan jenama menggunakan nama anak sulungnya, melayani transaksi perbankan warga sekitar. Sedangkan di lapak satunya dengan nama sendiri --berjarak satu kilometer dari rumahnya-- melayani transaksi perbankan untuk pedagang pasar. Sebuah pasar tumpah yang merupakan luberan dari Pasar Merdeka. 

Tampak depan konter agen BRILink Hartati (dokumen pribadi)
Tampak depan konter agen BRILink Hartati (dokumen pribadi)
Bu Hartati bersama lebih dari setengah juta agen BRILink telah berperan dalam perluasan layanan perbankan dari BRI. Terinformasi, per bulan April 2022, agen BRILink di Indonesia mencapai 552.709 dengan volume transaksi Rp 433,75 triliun (sumber).

Dari transaksi semacam itu Bu Hartati mendapatkan keuntungan berupa komisi bagi hasil. Sharing fee yang dibagikan oleh BRI atas transaksi perbankan tertentu. Misalnya, sebuah transaksi dikenakan biaya Rp 3 ribu, maka setengah bagian diberikan oleh BRI kepada Bu Hartati.

Perolehan lain dari pengguna, yaitu biaya jasa yang langsung dibayarkan oleh nasabah. Nilainya bervariasi. Bisa mencapai sepuluh ribu rupiah per transaksi.

Menurut penuturan Bu Hartati, dalam sehari jumlah pengguna jasa berkisar 30 sampai 50 nasabah. Jumlah nasabah pada tiap awal bulan melonjak. Tiga ratus pegawai dan siswa pendidikan di Korem (Komando Resor Militer) terdekat melakukan pengecekan saldo, ambil tunai, atau transfer.

Selain itu, kata Bu Hartati, dalam keadaan tertentu ia bisa merekomendasikan kepada BRI, pengguna jasa agar dievaluasi sebagai calon nasabah pinjaman.

Di sela-sela waktu berbincang dengan Bu Hartati, pemilik warteg dan tempat pangkas rambut menukar uang receh tanpa dipungut biaya.

Hampir sepuluh tahun Bu Hartati dan suaminya menjadi agen BRILink. Dari usaha menjadi agen BRILink dan warung kecil, suami istri beranak tiga itu mengembangkan tempat tinggal yang tadinya berukuran seratus meter persegi meluas tiga kali lipat. 

Dengan kegiatan usaha itu pula Bu Hartati dan Mas No mampu menyekolahkan putra-putrinya ke perguruan tinggi. Ditambah alat mobilitas berupa dua sepeda motor dan satu mobil.

Artinya, Bu Hartati dan Mas No tumbuh lalu menjadi tangguh bersama BRI. Mereka telah menjadi bagian dari perluasan pelayanan perbankan. Kemudahan jangkauan pelayanan yang akan berpengaruh terhadap perkembangan customer base BRI.

Oleh karena itu, sebagai agen BRILink mereka menjadi entrepreneur yang turut berperan dalam perubahan dan perkembangan BRI. Melayani nasabah BRI dengan jarak lebih dekat dengan tidak terikat waktu. 

Lapak kecil yang menghasilkan manfaat besar bagi keluarga.

Demikian pengalaman menjadi agen BRILink. Dipetik dari obrolan singkat dengan Bu Hartati di lapak dekat pasar tumpah.

Bu Hartati dan Mas No, atau nama lengkapnya Darsono, pantas dinobatkan sebagai BRILianpreneur sekaligus BRIPahlawanFinansial dalam momen HUT127BRI ini.

Tertarik jadi agen BRILink? Sudilah kiranya mengunjungi bri.co.id/brilink.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun