Pada dinding luar sebuah toko ritel modern menempel kios bertuliskan: agen BRILink. Sederhana dan kecil. Meja, kursi, etalase. Dengan itu ia meraih untung besar.
Dengan perlengkapan tersebut Bu Hartati menjalankan usaha sebagai agen BRILink. Menyediakan layanan dari mulai setor tarik tunai, cek saldo, transfer, bayar rekening, hingga top up dompet elektronik. Buka dari pukul 8.00 hingga 17.00 WIB.
Artikel berikut mengisahkan pengalaman BRILianpreneur itu. Mereka melayani bersama BRI, mendorong bangkitnya UMKM di Indonesia. Sebagai BRIPahlawanFinansial turut berperan dalam menjadikan BRI tumbuh dan lebih tangguh.
Ulasan dibuat dalam rangka memperingati HUT127BRI. Moga-moga menginspirasi.Â
Mari kita ikuti kisahnya!
Bu Hartati adalah tetangga yang saya kenal sebagai pemilik warung kecil menjual sayur, telur, bumbu, dan barang keperluan sehari-hari. Jaraknya kira-kira seratus meter dari rumah.
Di warungnya saya kerap membeli tempe jempolan buatan Cilendek Bogor. Rhizopus oligosporus, kapang pembentuk tempe, membungkus rapat. Terasa enak, kendati cuma digoreng tanpa bumbu macam-macam. Cukup garam dan bawang putih.
Tempat tinggal merangkap warung terletak di tebing yang diperkuat sedemikian rupa. Pada mulut Gang Tanjung itu Mas No, suami Bu Hartati, membangun semacam carport untuk menyimpan satu kendaraan bermotor roda empat.
Pada sisi depan atap emper mobil itu tergantung papan nama: Agen BRILink Alif, melayani transfer, tarik tunai, bayar cicilan, top up, bayar tilang, pencairan PKH (Program Keluarga Harapan) dan KIP (Kartu Indonesia Pintar). Artinya, warung kelontong berfungsi juga sebagai agen pelayanan resmi dari BRI.