"Yakin?"
"Pasti, Yang Mulia."
"Anda tahu, sejauh ini tiada saksi maupun alat yang mampu melunakkan kerasnya kepala terdakwa."
"Siap, Yang Mulia. Ini saksi penting super istimewa."
Hakim mengangguk. Ruang sidang hening. Seekor lalat memecah sepi. Mendengung mengundang teman-temannya. Palu diketuk. Sidang diskors.
***
Panitera berseru, "saksi silakan memasuki ruangan!"
Pandangan majelis hakim dan hadirin tertuju ke dua daun pintu kayu yang perlahan membuka.
Sebagian terperanjat. Sebagian main hape. Sebagian menutup hidung.
Sesosok berbaju putih dikawal petugas melangkah masuk. Kerah kemeja ada bercak merah. Bagian bawah terpercik noda sewarna tanah merah. Basah.
Bibir memutih dengan wajah pucat sebagai tidak ada darah mengalir di balik kulitnya. Matanya dingin. Pandangannya kosong tanpa napas.