Kasus! Masalah besar timbul lantaran besi ulir diganti besi polos. Apa bedanya? Bagaimana ceritanya?
Sebuah temuan menyebabkan pekerjaan pembangunan gedung bertingkat kantor Dinas milik Pemda dihentikan oleh pemilik.
Ketentuan dalam gambar yang telah disepakati bersama bohir, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana ternyata tidak diindahkan.
Dalam pelaksanaannya, kontraktor merakit tulangan dari besi beton polos. Menurut spesifikasi, harusnya menggunakan besi beton ulir.
Sebagian sudah ditanam dan dicor membentuk kolom. Sebagian kerangka pembentuk tiang itu sedang dirakit. Sisanya masih berupa persediaan besi beton polos.
Bagaimana konsekuensi dan jalan keluarnya?
Lebih dahulu, mari kita cari tahu dulu perbedaan besi polos dan besi ulir.
Tampilan
Perbedaan utama terlihat pada permukaan luar. Besi terbuat dari bilet baja, sama-sama memiliki penampang bundar memanjang 12 meter.
Tekstur batang besi polos (plain bar) rata, sedang besi ulir (deformed bar) bergerigi atau ada tonjolan membentuk sirip melintang.
Gerigi pada besi ulir mencengkeram (mengait) beton lebih kuat sehingga menjadi senyawa yang lebih tahan lama.
Penggunaan
Besi polos biasa digunakan sebagai cincin membungkus tulangan dari besi ulir.
Namun tidak jarang besi polos digunakan sebagai tulangan, misalnya untuk kolom pagar atau kolom bangunan berlantai satu. Beberapa tukang terbiasa memakai besi polos ukuran tertentu sebagai tulangan kolom.
Catatan: ketentuan baja tulangan beton diatur menurut parameter SNI 2052:2017.
Kekuatan
Ketahanan atau kuat tarik besi beton polos adalah 240 Mpa. Besi beton ulir memiliki ketahanan terhadap tekanan sampai 400 Mpa. (hdesignideas.com: MPa = Mega Pascal; 1 Mpa= 10 kg/cm2).
Diketahui, beton kuat menanggung beban, tapi cenderung mudah terbelah karena tidak memiliki kekuatan tarik. Maka diperlukan tulangan besi, agar beton bertulang mampu bertahan terhadap bencana alam sampai level tertentu. Tulangan besi ulir akan lebih kuat daripada tulangan besi polos.
Kelenturan
Besi polos bersifat lentur, lebih mudah ditekuk daripada besi ulir. Oleh karena itu, sebagian tukang lebih suka menggunakan besi beton polos.Â
Sementara bohir (pemilik) yang mengacu kepada SNI, mensyaratkan kontraktor pelaksana menggunakan besi ulir untuk tulangan beton kolom. Kemampuan pelaksana untuk itu dianggap cukup.
Harga
Umum memahami bahwa harga besi ulir lebih mahal dibanding besi polos. Sebagai gambaran sekilas, harga besi polos diameter 16 mm adalah Rp 160 ribu. Di toko yang sama, harga besi ulir dengan dimensi sama Rp 175 ribu (referensi). Makin besar diameter, harga makin tinggi.
***
Berdasarkan gambaran di atas, besi ulir lebih kuat dibanding besi polos. Besi ulir dengan diameter tertentu direkomendasikan untuk tulangan kolom bangunan bertingkat.
Catatan: pengecualian dan perhitungan teknis lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan pihak kompeten, atau mereka yang berpengalaman.
Memang bagi sebagian orang memilih kekuatan dan daya tahan akan terbentur dengan ketersediaan dana. Sebagian tukang menggunakan besi polos untuk tulangan kolom, daripada besi ulir.
Sedangkan bagi pihak yang menyediakan anggaran cukup --misalnya, Pemda---dan tunduk kepada aturan konstruksi, maka penggunaan besi beton ulir dengan diameter ditentukan adalah satu keharusan.
Jadi, pilihan besi beton polos dan besi beton ulir tergantung kepada berbagai hal saling berhubungan.
***
Terkait kasus penyimpangan terhadap spesifikasi di awal cerita, kontraktor pelaksana wajib melakukan pembetulan. Atau dikenakan sanksi denda dengan norma perhitungan lebih bayar.
Namun konsekuensi tersebut tidak diterapkan. Tercapai solusi yang kemudian disepakati para pihak.
Pejabat pengadaan dan pengawasan internal --mewakili bohir---duduk satu meja dengan kontraktor pelaksana, konsultan perencana, dan konsultan pengawas independen. Membincangkan segala aspek berikut justifikasi teknis terkait penyimpangan spesifikasi.
Kesepakatannya, barang terlanjur dipasang dipertahankan. Persediaan besi polos tidak dipakai lagi untuk tulangan kolom. Pihak kontraktor pelaksana mengakui kesalahan dan berjanji tidak akan mengulanginya.
Pertemuan berlanjut di tempat di mana hanya mereka yang tahu tempatnya. Ada transaksi?
Seperti Anda, saya pun kurang tahu. Mungkin itu yang disebut sebagai rahasia umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H