Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Tragedi Halloween Itaewon dan Memanfaatkan Momen

30 Oktober 2022   08:21 Diperbarui: 30 Oktober 2022   08:25 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi labu Halloween oleh Bany_MM dari pixabay.com

Perayaan Halloween berubah menjadi suasana mencekam. Peristiwa menyedihkan itu terjadi Sabtu malam (29/10/2022).

Sejumlah remaja merayakan pesta Halloween di sebuah gang di Itaewon. Berkerumun. Berdesak-desakan. Sebagian terinjak-injak sehingga menimbulkan korban jiwa dan luka.

Berita tragedi Tragedi Halloween Itaewon selengkapnya di sini.

Turut prihatin atas terjadinya peristiwa memilukan tersebut.

Itaewon merupakan daerah wisata khusus di Distrik Yongsan, Seoul, Korea Selatan. Sejumlah restoran, kafe, bar, tempat belanja, sampai kelab malam memenuhi area. Wisatawan dapat merasakan atmosfer multikultur di kawasan hiburan malam tersebut (sumber).

Sementara Halloween yang dirayakan setiap akhir bulan Oktober dulunya merupakan tradisi mengusir hantu. Bermula dari festival Celtic kuno Samhain. Peserta mengenakan kostum pengusir hantu mengelilingi api unggun.

Di Amerika Halloween menjadi hiburan. Warga menggunakan kostum beraneka ragam, berkeliling ke rumah-rumah melakukan "trick-or-treat" seperti yang dikenal sampai kini (sumber).

Suka tidak suka, perayaan ini menyebar ke berbagai belahan dunia.

Di beberapa tempat tertentu di Jakarta nuansa Halloween juga terasa. Di mal, restoran, kafe, dan mungkin tempat lain.

Pengetahuan itu saya dapatkan ketika mengelola sebuah kafe di Jakarta Selatan. Konsep restoran semi fine dining menyatu dengan bar dan sajian musik hidup. Pelanggan mengenalnya sebagai kafe yang cozy.

Kafe dengan interior bernuansa terakota ramai dikunjungi, terutama pada hari Rabu dan Jumat malam.

Rabu malam, saat itu, adalah waktunya ladies metropolitan nongkrong bareng. Jumat malam adalah waktu melepaskan penat setelah seminggu bekerja.

Tidak hanya itu. Pada momen tertentu juga ramai pengunjung. Seperti, malam tahun baru, hari valentine, perayaan Halloween, dan hari keramaian lainnya.

Betul, hari keramaian! Hari di mana sebagian orang untuk menyalurkan kegembiraan. Kesempatan memperoleh hiburan.

Sebuah kesempatan bagi pengelola kafe meningkatkan penjualan. Menaikkan jumlah pengunjung. Dalam keadaan tertentu, meninggikan cover per-pax. Cover per-pax adalah nilai pembelian yang dilakukan oleh seorang pengunjung.

Rumus penjualan lumrah, yaitu Jumlah Pembeli dikalikan Jumlah Cover per-pax. Simpel.

Menaikkan jumlah pengunjung merupakan pekerjaan rumah setiap saat dari pengelola kafe, atau enterpreneur bisnis kuliner pada umumnya.

Banyak upaya untuk itu, seperti: menjaga kualitas produk, pelayanan baik, clear up meja, atmosfer menyenangkan, dan seterusnya.

Satu hal yang dapat menumbuhkan jumlah pengunjung adalah dengan memanfaatkan momentum perayaan, kendati tidak setiap saat ada. Contohnya: malam tahun baru, valentine's day, pesta Halloween.

Pesta Halloween, bukan merayakan upacara tersebut, diadakan dalam bentuk suasana. Oleh karena itu, pengelola menghiasi interior dengan aksesoris yang mencerminkan Halloween.

Maka, berbelanja buah labu di daerah Parung Kabupaten Bogor adalah kegiatan tahunan. Labu dibentuk sedemikian rupa, di dalamnya ditaruh lilin.

Banyak labu diletakkan di panggung, meja-meja, pintu masuk, dan sudut-sudut.

Kostum para waiter waitress disesuaikan dengan suasana Halloween. Para cook menyajikan makanan minuman dengan nama-nama baru, padahal resepnya sama saja. Musik dan hiburan juga menyesuaikan.

Pokoknya ambience kafe pada malam itu bercirikan suasana Halloween. Pengunjung berdatangan lebih dari hari biasa. Pengunjung bersenang-senang. Pengunjung tidak segan menggelontorkan uang.

Jadi, pengelola kafe (atau bisnis kuliner lainnya) memanfaatkan Halloween sebagai saat tepat untuk meningkatkan penjualan. Tidak lebih dan takkurang. Demikian pula perlakuan terhadap momen perayaan valentine dan tahun baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun