Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism & People Choce Kompasiana Awards 2024. yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lapar dan Sambal Lalap Bikin Lahap

17 Oktober 2022   05:59 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:33 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Salak di kejauhan (dokumen pribadi)

Menurut penuturan warga, kali Cidepit tidak pernah meluap membanjiri permukiman. Di beberapa bagian terdapat pintu air sebagai pengendali.

Kali Cidepit diapit oleh bangunan penduduk. Menapaki jalan setapak di sempadan adalah melihat rumah-rumah dengan beragam bentuk. Pada satu atau dua celah, pandangan terbang menuju arah Gunung Salak di kejauhan, melewati atap rumah-rumah warga.

Gunung Salak di kejauhan (dokumen pribadi)
Gunung Salak di kejauhan (dokumen pribadi)

Pada satu titik tepi kali, di atas meja satu kedai tergeletak cobek sambal dan lalapan. Merangsang mata. Merangsang selera.

Tombol layar telepon genggam ditekan, angka 11.35 berpendar. Seketika terjadi kegaduhan di dalam perut, memaksa bokong mendarat di bangku plastik.

“Makan? Nasi dan lauknya ambil sendiri,” ujar Teteh yang menyisakan keelokan semasa muda pada senyumnya.

Sudahlah. Takusah berpanjang kata, di hadapan tersaji setengah piring nasi ditimpa separuh tongkol pindang digoreng, tumis pare, tumis pucuk daun singkong, lalap dan sambal. Di sebelahnya, semangkuk sayur asem.

Nasi, tongkol, tumisan, sambal lalap, dan semangkuk sayur asem (dokumen pribadi)
Nasi, tongkol, tumisan, sambal lalap, dan semangkuk sayur asem (dokumen pribadi)

Dua setengah jam jalan kaki membuat perut lapar. Nasi hangat dengan ikan pindang, sambal lalap menyebabkan lupa diri.

Memakai tangan kiri --lengan kanan enggan diperintah-- mulut lahap menyantap hidangan. Sesekali menyendok sayur asem. Kemudian, kepada si Teteh meminta imbuh nasi. Menambahkan nasi, sepertinya dua kali lipat banyaknya dibanding tadi.

Kedai itu menempati kios seluas kurang lebih 10 meter persegi. Berisi satu kompor dua tungku dan peralatan memasak, penanak/penghangat nasi, etalase kaca, serta meja dengan kursi plastik yang sebagian berada di luar. Buka setiap hari. Makanan tersedia dari pukul 8 pagi sampai dengan jam 6 sore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun