Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Mengisi Waktu Tunggu Antrean

12 Oktober 2022   07:49 Diperbarui: 12 Oktober 2022   07:58 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu antrean (dokumen pribadi)

Celaka! Terbayang, bulan-bulan sebelumnya saya melanggar pantangan. Beberapa kali makan gorengan, penganan berbasis terigu, nasi putih, daging merah. Berarti sebelum tiba waktunya cek darah, mesti disiplin ketat melaksanakan diet.

Kemudian saya menyampaikan bundel medical record kepada perawat. Melanjutkan perjalanan ke kasir lalu menyerahkan resep ke instalasi obat RSUD. Memperoleh nomor antrean 195, sementara layar monitor menunjukkan angka 110.

Melintas satu gagasan agar meninggalkan antrean dan mengambil obat pada sore hari atau besok paginya. Namun berhubung waktu yang saya miliki amatlah melimpah, maka keputusan terakhir adalah menunggu giliran saja.

Di RSUD terdapat masjid. Di sebelahnya tersedia kantin dengan aneka masakan. Satu pegawai rumah sakit juga menjual jajanan, dari gorengan, bubur kacang hijau, es buah, sampai nasi goreng dalam kotak. Di luar pun terdapat beragam pilihan makanan.

Jadi tidak ada masalah dengan menunaikan ibadah wajib tepat waktunya dan cara mengisi perut.

Persoalannya, waktu tunggu giliran yang entah sampai kapan akan diisi dengan kegiatan apa? Makan? Tidur? Melamun?

Membaca

Bagusnya kuota internet masih tersisa, sehingga waktu longgar dimanfaatkan dengan membaca berita online.

Membaca dapat menyegarkan pikiran dengan berbagai informasi, selain membunuh waktu.

Menulis

Inspirasi menulis muncul saat membaca, juga ketika mengamati orang menunggu dan berlalu-lalang. Ada saja hal-hal menarik untuk dituliskan.

Bisa hanya menggoreskan gagasan untuk kemudian dilanjutkan di rumah. Bisa juga membuat karya tulis layak tayang di ruang publik.

Berbincang

Ada saja sesama pasien atau keluarganya yang mengajak ngobrol. Tentang penyakit. Mengenai upaya pengobatan, secara medis maupun dengan alternatif, dan apa saja. Atau juga berbincang di kantin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun