Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Ini Alasan Tenant Tidak Melanjutkan Sewa Lapak di Food Court

11 Oktober 2022   05:15 Diperbarui: 11 Oktober 2022   09:57 8286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya sudahlah. Itu permasalahan pengelola food court, apakah tempat itu dirancang sebagai fasilitas untuk pegawai dan tamunya atau juga menjaring khalayak umum. Kita lupakan dulu.

Mengamati mundurnya Doni sebagai tenant, ada beberapa hal yang membuatnya demikian, di antaranya:

Terlalu Banyak Kios

Terinformasi dari Doni, jumlah penjual di food court sebanyak 22 kios. Andai saja, sekali lagi andai, setiap pedagang membutuhkan sepuluh pembeli, maka food court itu minimal dikunjungi 220 pembeli setiap hari.

Mungkin saja jumlah pegawai dan tamunya lebih dari jumlah itu, tetapi apakah semuanya makan di sana?

Biaya Sewa dibanding Modal

Biaya sewa Rp 400 ribu sebulan. Hasil penjualan rata-rata 4 porsi sehari, anggaplah, @Rp 20 ribu, berat untuk menutup ongkos sewa, bayar pegawai, transportasi, gas, dan biaya langsung (beli ayam, bumbu).

Dengan kata lain, bisa jadi Doni merasa tidak kuat menanggung beban kerugian yang diproyeksi. Lama-lama modalnya akan tergerus.

Daya Juang

Bisa jadi ia merasa lelah. Meskipun jarak dari rumah ke food court cukup dekat, ia kelelahan memobilisasi barang dagangan.

Bandingkan dengan penjual makanan yang mendorong gerobak keliling perumahan. Lebih capek mana?

Kendala Produksi

Terungkap, bahwa Doni mengaku kerepotan ketika menyiapkan barang jualan (belanja bahan, memasak, menata, mencuci, dan seterusnya). Juga memajang dagangan dari pukul 10.30 sampai 20.00.

Bandingkan dengan pedagang yang mulai bekerja sejak dini hari menyiapkan masakan dan berdagang pada pagi sampai siang, bahkan sore.

Keuletan

Pedagang makanan yang tekun biasanya sudah siap menghadapi keadaan penjualan fluktuatif. Hari ini sepi pembeli, siapa tahu besoknya laris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun